Resonansi kekuasaan tak berhenti, Retorika merambah pada relung hati, Distorsi Reformasi dengan topeng-topeng reformasi terus bergentayangan, etalase hukum yang carut marut, yang semua itu dapat meruntuhkan jati diri bangsa.
Kejadian-kejadian itu semua perlu dicatat dalam wadah perspektif demokrasi Indonesia dalam sebuah produk kreatif Media Cetak, Online ataupun lainnya. Langkah itu semua sebagai upaya berperan menjaga ideologi bangsa dan masa depan Demokrasi yang berkeadilan.
Berangkat dari sebuah pengalaman bung Helmy dan bung Dahlan, maka gagasan perlu diwujudkan dalam sebuah ide besar. Maka diperlukan sebuah wadah kreatifitas dan dipilihlah wadah sebuah Media Cetak dan Online dengam nama Koran Jakarta Raya dan jakartaraya.co.id.
Namun Keterbelengguan implementasi pada sebuah produk kreatif selama 8 bulan pertama terasa pengab,
Maka diperlukan adanya wadah yg konsisten, komitmen dan kuat, sehingga wadah yang lama dibuang dan diganti wadahnya yang baru, sebagai upaya pertanggung jawaban publik dan komitmen pada ide besar.
Dengan mengucapkan Bismillahhirohmannirohim maka kami berlima, Bung Ilham, Bung Helmy, Bung Dahlan, Bung Pur dan Bung Mukhsin membuat wajah dan wadah baru dengan nama koran nya Jakarta Raya Media, yang didukung pula media online jakartaraya.co.id sebagai bentuk konsistensi menyuarakan suara rakyat yg beresonansi secara merdeka keseluruh pelosok indonesia bahkan dunia dengan mengutamakan profesional dan menjaga kebijakan publik agar tetap membantu kepentingan rakyat Indonesia.(*)