JAKARTA RAYA, Bogor – Kecelakaan beruntun melibatkan enam mobil dan satu sepeda motor terjadi di Jalan Raya Cariu–Jonggol Km. 72, Kabupaten Bogor, Kamis (22/5/2025) pukul 09.00 WIB. Dalam insiden tersebut, satu truk, tiga minibus, dua sedan, dan satu motor terlibat tabrakan hebat. Sebuah sepeda motor bahkan dilaporkan terbakar habis.
Truk mengalami kerusakan parah di bagian depan, dan sopirnya terjepit dashboard. Dua minibus di depannya ringsek dan bertumpuk, dengan pengemudi tergencet bodi kendaraan. Di belakang, seorang pengendara motor tertimpa minibus yang terbalik dalam posisi miring 90 derajat. Motor korban terbakar, sementara si pengendara mengalami luka berat.
Satu sedan juga terlihat terbalik dengan pengemudi luka parah di dalamnya. Pengemudi sedan lain terjebak dalam kendaraan dalam kondisi tak sadarkan diri.
Namun, kejadian tragis tersebut bukanlah insiden nyata, melainkan simulasi kecelakaan yang menjadi puncak pelatihan Vehicle Accident Rescue (VAR) oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Sebanyak 40 personel dari 40 Kantor SAR di seluruh Indonesia dilibatkan dalam skenario ini, sebagai bagian dari pelatihan yang berlangsung selama 21 hari di Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia Pencarian dan Pertolongan (BPSDMPP) Basarnas.
Setibanya di lokasi, tim SAR langsung memadamkan api yang masih membakar motor, melakukan penilaian kondisi korban, menstabilkan kendaraan, dan menyiapkan peralatan ekstrikasi untuk mengevakuasi enam korban yang “terjebak” dalam simulasi. Proses evakuasi selesai dalam dua jam dan seluruh korban “dibawa” ke rumah sakit terdekat.
Kepala BPSDMPP Basarnas, Heru Suhartanto, didampingi Kepala Seksi Penyelenggara Pelatihan Agung Priambodo, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali rescuer dengan pengetahuan dan keterampilan teknis dalam menangani korban kecelakaan lalu lintas, khususnya kendaraan roda empat.
Sehari sebelumnya, peserta pelatihan mengunjungi PT Astra International Tbk di Sunter, Jakarta, untuk memahami struktur mobil listrik, serta PT Kereta Api Indonesia (KAI) Depo I Cipinang guna mempelajari karakteristik teknis kereta api.
“Peserta perlu memahami bahwa kendaraan listrik dan kereta api memiliki risiko dan karakteristik berbeda dari kendaraan konvensional. Pengetahuan ini penting agar mereka tahu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan saat terjadi kecelakaan,” ujar Heru.
Kecelakaan transportasi darat bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan menimpa siapa saja—baik di jalan raya, jurang, maupun perairan dalam. Untuk itu, BPSDMPP Basarnas terus berinovasi dalam pengembangan pelatihan teknis SAR demi menghasilkan pejuang kemanusiaan yang siap, sigap, dan profesional. (eng)
Tinggalkan Balasan