JAKARTA RAYA — Komunitas Bale Buku Jakarta bersama Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) VI menggelar Festival Literasi Rusun Jakarta pada Sabtu, 14 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung di Rumah Susun KM 2, Cakung Barat, Jakarta Timur, sebagai bentuk respons terhadap tantangan rendahnya minat baca dan terbatasnya akses literasi di lingkungan permukiman padat ibu kota.
Festival ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, antara lain Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Pemerintah Kota Jakarta Timur, serta masyarakat RW 01 Kelurahan Cakung Barat.
“Di tengah derasnya arus digital dan tingginya ketergantungan pada gawai, ruang-ruang kecil seperti selasar bisa menjadi pusat kebangkitan literasi. Bale Buku Jakarta hadir menjembatani kebutuhan ini,” ujar perwakilan Dispusip DKI Jakarta.
Jawab Tantangan Literasi Era Digital
Komunitas Bale Buku Jakarta, yang berawal dari poskamling dan garasi warga menjadi pojok baca, telah berkembang menjadi gerakan literasi berbasis komunitas sejak 2020. Hingga kini, Bale Buku telah membangun 13 titik pojok baca di Jakarta Timur dan dinobatkan sebagai Komunitas Literasi Terbaik 2024 oleh Dispusip DKI Jakarta.
Festival ini memiliki sejumlah tujuan utama, antara lain:
- Meningkatkan akses literasi bagi warga rusun melalui kegiatan inklusif.
- Menumbuhkan budaya baca dan tulis sejak usia dini.
- Mendorong kolaborasi lintas sektor.
- Mengaktifkan ruang publik sebagai ruang belajar.
Memberdayakan potensi lokal dan mengajak anak muda berpartisipasi dalam demokrasi melalui lomba menulis surat kepada Gubernur DKI Jakarta.
Selasar Jadi Ruang Baca Aktif
Sorotan utama festival ini adalah peresmian Ruang Baca Rusun KM 2, hasil transformasi selasar menjadi ruang belajar aktif yang dapat digunakan warga setiap hari. Selain itu, berbagai kegiatan menarik turut digelar, seperti:
- Senam bersama warga rusun.
- Lomba menulis surat untuk Gubernur sebagai sarana ekspresi dan kritik membangun dari generasi muda.
- Lomba mewarnai untuk anak-anak.
- Penampilan seni budaya, termasuk tari daerah dan musik Gambang Kromong.
- Dongeng edukatif bagi anak-anak.
- Bazar buku terjangkau, hasil kolaborasi dengan Festival Buka Buku.
- Pemeriksaan mata gratis bekerja sama dengan Go Optik.
- Layanan pembuatan kartu TransJakarta langsung di lokasi.
- Parade UMKM warga rusun, yang memamerkan hasil karya warga binaan.
- Penampilan penutup oleh Band Sueb, membawakan karya-karya maestro Betawi Bang Bens Leo.
Menuju Model Literasi Berbasis Komunitas
Festival ini diharapkan menjadi model pengembangan literasi berbasis komunitas yang bisa direplikasi di rusun-rusun lain di Jakarta. Tidak hanya sebagai ruang baca, Ruang Baca Rusun KM 2 diposisikan sebagai ruang tumbuh kembang anak-anak, pusat interaksi sosial, dan tempat belajar yang aman.
“Kami ingin selasar bukan lagi sekadar tempat lalu-lalang, tapi menjadi ruang harapan bagi masa depan generasi Jakarta,” ujar salah satu pegiat Bale Buku Jakarta. (eng)
Tinggalkan Balasan