JAKARTA RAYA, Turki – Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) resmi mendeklarasikan ASTA Asa Pelajar Diaspora Indonesia dalam momentum peringatan 18 tahun PPI Dunia, yang digelar di Bursa, Turki. Deklarasi ini menjadi wadah konsolidasi aspirasi lebih dari 60 PPI negara, sekaligus menegaskan posisi pelajar Indonesia di luar negeri sebagai kekuatan moral dan intelektual bangsa.
Dalam naskah deklarasi, PPI Dunia menegaskan bahwa Indonesia harus ditegakkan atas prinsip demokrasi, keadilan sosial, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Delapan butir aspirasi diaspora pelajar yang diluncurkan meliputi perlindungan pelajar dan pekerja migran, pendidikan sebagai barang publik, reformasi tata kelola pejabat publik, penguatan demokrasi deliberatif, partisipasi diaspora dalam pembangunan, pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat, demokrasi ekonomi dan keterbukaan informasi, serta penanganan perubahan iklim.
Koordinator PPI Dunia 2024/2025, Marhadi, menegaskan bahwa deklarasi ini bukan sekadar simbol, melainkan agenda strategis untuk memastikan suara pelajar Indonesia di luar negeri memiliki kontribusi nyata bagi tanah air.
“ASTA Asa Pelajar Diaspora adalah refleksi kolektif dari keresahan dan harapan pelajar Indonesia di luar negeri. Kami ingin pemerintah mendengar bahwa diaspora bukan hanya bagian yang berada jauh, tetapi aset bangsa yang siap berkontribusi. Aspirasi ini lahir dari pengalaman langsung para pelajar yang melihat praktik global terbaik, lalu menginginkan Indonesia menjadi negara yang adil, maju, dan bermartabat,” ujar Marhadi.
Ia menekankan, salah satu aspirasi utama adalah percepatan pengesahan Undang-Undang Perlindungan Pelajar Indonesia di Luar Negeri, yang dinilai mendesak mengingat masih banyak kasus pelajar yang menghadapi masalah hukum, sosial, hingga administratif tanpa perlindungan memadai.
“Jika pekerja migran dilindungi, pelajar pun harus mendapat jaminan hukum dan sosial. Perlindungan ini penting agar setiap anak bangsa dapat belajar dan berkarya di luar negeri dengan rasa aman dan martabat yang terjaga,” tambahnya.
Selain itu, PPI Dunia juga mendorong pemerintah membuka ruang partisipasi yang lebih substantif bagi diaspora dalam pembangunan nasional. Menurut Marhadi, pelajar Indonesia di luar negeri memiliki potensi besar dalam riset, teknologi, maupun jaringan global yang bisa langsung diintegrasikan untuk kemajuan bangsa.
“Kami tidak ingin partisipasi diaspora hanya sebatas seremoni atau simbol. Aspirasi ini menegaskan bahwa kontribusi kami harus diakui dalam kebijakan resmi, karena diaspora adalah jembatan strategis antara Indonesia dan dunia,” tegasnya.
Deklarasi ini juga menyoroti isu global seperti perubahan iklim, keadilan lingkungan, dan solidaritas internasional. PPI Dunia menuntut pemerintah Indonesia agar konsisten dalam transisi energi terbarukan serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa-bangsa sesuai amanat Pembukaan UUD 1945.
Penandatanganan deklarasi dilakukan secara kolektif oleh ketua-ketua PPI negara yang hadir. Tindakan ini, menurut Marhadi, mencerminkan semangat gotong royong pelajar Indonesia lintas benua.
“Kami percaya, suara diaspora akan menjadi bagian penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan. Deklarasi ini adalah kompas moral yang akan kami bawa pulang ke tanah air sebagai bahan dialog dengan para pemangku kebijakan,” pungkasnya. (rw)
Tinggalkan Balasan