JAKARTA RAYA, Milan – Perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tahta Suci Vatikan akan ditandai dengan misa syukur khusus di Basilika Santo Petrus, pada Selasa (30/9/2025) pukul 18.00 waktu setempat. Misa akan dipimpin langsung oleh Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan.

Momen ini istimewa karena untuk pertama kalinya peringatan hubungan diplomatik antara kedua negara dilaksanakan dalam bentuk misa khusus. Biasanya, misa di Basilika Santo Petrus hanya ditujukan bagi peziarah, bukan untuk perayaan diplomatik.

Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Michael Trias Kuncahyono, menyebut kesempatan ini sebagai “dispensasi” khusus yang diberikan Vatikan bagi Indonesia. “Misa syukur ini luar biasa karena untuk pertama kalinya Tahta Suci mengizinkan misa diplomatik. Nantinya juga akan didampingi 50–60 pastor Indonesia yang sedang studi dan berkarya di Roma,” ujarnya penuh haru saat bertemu diaspora Indonesia di Milan, Minggu (21/9).

Audiensi dengan Paus

Selain misa, rangkaian perayaan juga mencakup audiensi dengan Paus Leo yang digelar pada Senin siang (22/9). Acara ini diikuti sekitar 200 rohaniwan, rohaniwati, dan umat Katolik Indonesia di Italia, jumlah yang disesuaikan dengan kapasitas ruang audiensi.

“Kami tidak mungkin mengakomodasi semua 1.818 rohaniwan dan rohaniwati Indonesia yang ada di Italia. Karena itu, peserta audiensi dibatasi 200 orang,” jelas Dubes Michael.

Perangko dan Buku Kenangan

KBRI Vatikan juga bekerja sama dengan Kantor Pos Vatikan untuk menerbitkan perangko peringatan bersama Indonesia–Vatikan. Selain itu, sebuah buku sejarah hubungan diplomatik kedua negara akan diluncurkan.

“Penerbitan buku ini penting karena Vatikan adalah negara pertama di Eropa yang mengakui kedaulatan Indonesia. Buku itu juga akan dilengkapi foto-foto kunjungan para pemimpin kedua negara, termasuk Presiden Soekarno, Soeharto, Abdurrahman Wahid, dan Megawati,” kata Dubes.

Diplomasi Budaya

Sebagai bagian dari perayaan, Vatikan juga meminta agar misi kebudayaan Indonesia tampil di Tahta Suci pada akhir September. Diperkirakan, hingga akhir 2025 akan ada tiga kelompok seni Indonesia yang tampil di Vatikan. Bahkan, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta berencana mengirim grup musik istana untuk pentas budaya di sana.

Komunitas Katolik Indonesia di Italia

Kehangatan diaspora Katolik Indonesia di Italia juga terlihat dalam pertemuan dengan Dubes di Milan. Kegiatan ini dikoordinasi Komunitas Katolik Indonesia (KKI) Utara Italia dan dihadiri para suster, pastor, serta biarawati yang berkarya di berbagai bidang—mulai dari pendidikan, kesehatan, rumah jompo, hingga pendampingan imigran.

Salah satunya, Pastor Thomy, CS asal Ruteng yang baru ditahbiskan sebagai wakil pastor paroki di Gereja Santa Maria del Carmine, Milan. Ia berencana mengadakan misa berbahasa Indonesia untuk umat di kota tersebut.

“Jumlah rohaniwan dan rohaniwati Indonesia di Italia saat ini mencapai 1.818 orang. Kami mohon doa agar mereka dapat terus melaksanakan tugasnya dengan baik,” pungkas Dubes Michael. (rw)