JAKARTA RAYA — PT PLN (Persero) menargetkan terciptanya 1,7 juta lapangan kerja baru dalam pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, yang difokuskan untuk mempercepat transisi menuju energi bersih di seluruh Indonesia. Program ini membuka peluang besar di sektor pembangkitan, transmisi, hingga distribusi ketenagalistrikan.

Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Eko Yudho Pramono, menegaskan bahwa langkah strategis ini tidak hanya berorientasi pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada penyiapan sumber daya manusia (SDM) unggul, terutama dari perguruan tinggi teknik seperti Institut Teknologi PLN (ITPLN).

“Cerita tentang peluang kerja ini penting. Ada 1,7 juta lapangan kerja yang bisa diisi, dan kami berharap lulusan ITPLN dapat memanfaatkan kesempatan ini. Kalau semua lulusannya ITPLN, insya Allah bisa masuk ke sektor ini, dan itu akan ikut mengharumkan nama ITPLN,” ujar Eko dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peran ITPLN dalam Membantu Percepatan Eksekusi Program RUPTL PT PLN (Persero) 2025–2034” di Sekolah Pascasarjana ITPLN, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Eko menjelaskan, RUPTL 2025–2034 diproyeksikan akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar: 836.696 orang di sektor pembangkitan dan 881.132 orang di sektor transmisi, gardu induk, serta distribusi. Dari total itu, 91 persen pekerjaan di sektor pembangkitan akan berfokus pada energi terbarukan atau green jobs.

Selain membuka peluang kerja, RUPTL juga mencakup implementasi 4.118 proyek strategis nasional yang dibagi berdasarkan tingkat prioritas. Sebanyak 1.360 proyek (38%) masuk kategori prioritas P2, disusul P1 sebanyak 1.028 proyek (29%), P0 sebanyak 481 proyek (13%), P3 sebanyak 622 proyek (17%), dan P4 sebanyak 76 proyek (2%).

“Proyek-proyek ini akan berjalan masif mulai 2026 hingga 2030, dengan puncak investasi mencapai sekitar Rp300 triliun pada tahun 2030. Dua tahun ke depan, kami akan fokus pada pembangunan proyek P0 dan P0’ untuk menjaga keandalan sistem agar tidak terjadi pemadaman,” jelas Eko.

Ia menambahkan, kerja sama dengan ITPLN menjadi kunci dalam memastikan kesiapan tenaga ahli di bidang teknik kelistrikan. Eko juga mengakui masih ada kekurangan tenaga teknis seperti drafter, engineer, dan ahli sistem, yang perlu segera dipenuhi agar proyek dapat berjalan optimal.

“Perusahaan sebesar PLN saja masih kekurangan drafter. Padahal kebutuhan tenaga teknis akan melonjak seiring proyek berjalan. Karena itu kami sangat berharap dukungan penuh dari ITPLN untuk menyiapkan SDM terbaik,” ujarnya.

Program RUPTL 2025–2034 diharapkan menjadi tonggak penting dalam transisi energi nasional, sekaligus memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia di sektor ketenagalistrikan masa depan.

Sementara itu, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto, menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam memperkuat posisi ITPLN sebagai salah satu perguruan tinggi teknik terbaik di Indonesia.

“Kekuatan utama PLN dan ITPLN ada pada kolaborasi serta kesadaran akan potensi besar yang dimiliki. Kita harus membangun budaya kerja partisipatif dan berorientasi pada pengembangan berkelanjutan,” kata Didi.

Ia menambahkan, kesuksesan ITPLN tidak akan dicapai dengan pola manja, melainkan dengan semangat kemandirian dan komitmen yang kuat.

“Membesarkan anak dengan manja membuatnya tak bisa apa-apa. Yang kita lakukan adalah memberi yang terbaik untuk ITPLN dalam frekuensi dan resonansi yang sama,” ujarnya.

Didi optimistis, dengan komitmen dan pengawalan yang konsisten, ITPLN akan segera sejajar dengan perguruan tinggi terbaik di Tanah Air.

“Insya Allah, tidak lama lagi ITPLN akan berada di jenjang terbaik di Republik ini. Percaya sama saya,” tegasnya.

Informasi mengenai program dan inovasi ITPLN dapat diakses melalui laman resmi www.itpln.ac.id. (hab)