JAKARTA RAYA– Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pencapaian konkret mulai dirasakan luas oleh masyarakat, salah satunya melalui program unggulan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program yang diluncurkan pada 10 Februari 2025 ini telah menjangkau 29,8 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
CKG merupakan salah satu dari tiga Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang dijalankan Kementerian Kesehatan, bersama program percepatan penurunan kasus TBC dan pembangunan rumah sakit berkualitas di tingkat kabupaten. Ketiganya menjadi cerminan komitmen pemerintahan Prabowo-Gibran dalam membangun sistem kesehatan yang adil, merata, dan berorientasi pada pencegahan.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, CKG bertujuan melindungi rakyat sejak dini dari penyakit berat.
“Sudah ada hasilnya. Kita bisa tahu lebih awal potensi masalah kesehatan, seperti sakit gigi, tekanan darah tinggi, hingga gula darah tinggi, yang sering diabaikan tapi bisa berujung stroke atau serangan jantung jika tidak dicegah,” kata Budi.
Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa, CKG telah mencakup lebih dari 10.000 fasilitas kesehatan di 511 kabupaten/kota dari 38 provinsi.
“Kesehatan merupakan fondasi utama pembangunan manusia dan kesejahteraan bangsa. Sejak awal, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran menempatkan sektor kesehatan sebagai prioritas nasional,” ujar Maria.
Hingga pertengahan Oktober 2025, dari 38,9 juta orang yang mendaftar, 93,13% hadir menjalani pemeriksaan, dengan rincian 27,1 juta untuk CKG umum dan 9,1 juta pelajar melalui CKG sekolah.
Pemerintah menargetkan total 60 juta penerima manfaat tahun ini, termasuk dari 282.317 satuan pendidikan yang meliputi SD, SMP, SMA/SMK, pesantren, madrasah, SLB, hingga sekolah rakyat.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyebut partisipasi tinggi ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini terus meningkat.
“Dengan CKG, masyarakat bisa mengetahui kondisi kesehatannya secara rutin. Ini langkah awal untuk intervensi cepat sebelum kondisi memburuk,” ujar Aji.
Dari hasil pemeriksaan, sejumlah masalah kesehatan telah terdeteksi berdasarkan kelompok usia. Untuk bayi, masalah dominan adalah kelainan saluran empedu dan penyakit jantung bawaan, sementara pada balita hingga remaja ditemukan anemia, karies gigi, dan stunting. Di kalangan dewasa dan lansia, yang paling sering ditemukan adalah hipertensi, obesitas, dan kurang aktivitas fisik.
Data juga menunjukkan bahwa perempuan mendominasi partisipasi dengan 17,1 juta peserta, dibanding 12,6 juta laki-laki. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Jawa Tengah, diikuti Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pemerintah mendorong daerah dengan capaian rendah seperti Papua dan Papua Pegunungan untuk mempercepat pelaksanaan CKG. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan layanan ini minimal sekali setahun, serta mulai menjalani gaya hidup sehat.
Dengan keberhasilan awal ini, pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan keseriusannya dalam membangun manusia Indonesia yang sehat, produktif, dan unggul, sebagaimana visi besar dalam Asta Cita. CKG adalah awal dari transformasi sistem kesehatan nasional yang lebih responsif, merata, dan preventif.
Tinggalkan Balasan