JAKARTA RAYA – Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian (Dirjen LIP) Kementerian Pertanian terus memantau pergerakan musim hujan pada masa tanam Oktober–Maret (Okmar) 2025/2026 mendatang.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan keberhasilan masa tanam terutama dalam mendukung capaian swasembada sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, serta instruksi langsung Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Pertanian.

Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian, Hermanto menegaskan bahwa pemantauan intensif terhadap pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi sangat penting untuk menentukan strategi tanam yang tepat di berbagai wilayah sentra produksi pangan.

“Strategi kami fokus pada peningkatan produksi dan dukungan langsung terhadap rehabilitasi irigasi dan pompa. Karena itu momentum curah hujan juga kami pantau untuk menentukan strategi tanam ke depan,” ujar Hermanto, Senin, 10 November 2025.

Sebagaimana informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peringatan dini cuaca untuk November 2025 dalam status awas terutama potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang berpeluang melanda sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

DInamika atmosfer yang terjadi pada pekan ini menunjukkan peningkatan aktivitas pembentukan awan hujan di banyak wilayah.

Hermanto mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor yang wajib mendapat perhatian bersama untuk mensukseskan masa tanam agar mendapat hasil yang diharapkan.

“Jangan sampai, musim hujan seperti sekarang ini tidak kita antisipasi sehingga pada saatnya nanti kita kehilangan momentum dalam meningkatkan produksi,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Ditjen LIP terus bekerja keras melakukan rehabilitasi irigasi sampai pemasangan instalasi perpompaan dalam menyediakan air pada masa tanam tahun ini. Pemrintah berkomitmen mendukung visi besar Presiden Prabowo dalam mencapaian seasembada secara cepat dan singkat. (hab)