JAKARTA RAYA — Semen Merah Putih, jenama PT Cemindo Gemilang Tbk, memperkenalkan capaian terbaru pengembangan teknologi MPTree, inovasi fotobioreaktor mikroalga yang dirancang untuk menyerap emisi karbon dan polutan udara di kawasan industri maupun wilayah perkotaan.
Hasil uji lapangan di fasilitas manufaktur Yogyakarta dan Sukoharjo menunjukkan, satu unit MPTree berkapasitas 200 liter mampu menyerap emisi karbon dioksida (CO₂) yang setara dengan 16,08 pohon dewasa. Perusahaan menegaskan, capaian ini menjadi bukti kesiapan solusi bioteknologi untuk mendukung dekarbonisasi dan perbaikan kualitas udara Indonesia.
Menjawab Tantangan Polusi Udara Perkotaan
Kondisi polusi udara di kota-kota besar terus memburuk, di mana sekitar 70 persen emisi karbon nasional—setara 123 juta ton CO₂ per tahun—bersumber dari sektor transportasi. Di sisi lain, ruang terbuka hijau perkotaan sangat terbatas.
Keunggulan mikroalga dalam penyerapan karbon 15—50 kali lebih efisien dibanding pohon, kini dioptimalkan melalui teknologi fotobioreaktor MPTree sehingga dapat bekerja sepanjang hari dan tidak membutuhkan lahan luas.
Teknologi Berbasis IoT untuk Pemantauan Akurat
MPTree beroperasi dengan sistem tertutup dan dukungan energi hibrida panel surya–PLN guna memastikan kultivasi mikroalga berlangsung 24/7. Pemantauan kinerja dilengkapi integrasi IoT dan empat sensor real-time untuk memonitor:
• Serapan CO₂
• Produksi oksigen (O₂)
• pH & suhu air
• Kepadatan sel mikroalga
Setelah terbukti efektif, Semen Merah Putih akan memasang unit MPTree berikutnya di Plant Jatiasih, Bekasi, pada Desember 2025 sebagai implementasi lanjutan yang berdampak langsung bagi masyarakat sekitar.
“Komitmen Net Zero Emission kami dibuktikan melalui penerapan inovasi yang terukur. MPTree menjadi contoh nyata bagaimana kami mengubah emisi menjadi solusi berkelanjutan,” ujar Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing Semen Merah Putih.
Dukung Ekonomi Sirkular: Emisi Menjadi Produk Bernilai
Selain menyerap CO₂, teknologi ini mampu menyimpan karbon hingga 91,7 persen dalam bentuk biomassa kering (13,5 persen) dan karbon terlarut (78,2 persen). Biomassa dapat diolah sebagai:
• Biofertilizer untuk pertanian
• Biofuel sebagai energi terbarukan
Langkah ini mendukung transisi ekonomi hijau melalui pemanfaatan kembali limbah menjadi sumber daya bernilai.
“MPTree menghadirkan ekosistem sirkular yang mengubah polutan menjadi biomassa bernilai tambah. Ini bukti bahwa inovasi dapat menyelesaikan masalah lingkungan sekaligus menciptakan peluang ekonomi,” jelas Is Heriyanto, Komisaris Utama Algaepark Indonesia Mandiri.
Solusi Masa Depan untuk Konstruksi dan Kota Hijau
Kolaborasi Semen Merah Putih dan Algaepark menjadi contoh inisiatif sektor swasta yang mendorong percepatan dekarbonisasi industri dan area urban.
“Kami akan terus memperluas riset dan implementasi MPTree sebagai kontribusi nyata menuju kota yang lebih sehat dan masa depan konstruksi rendah emisi,” tutup Nyiayu. (hab)


Tinggalkan Balasan