JAKARTA RAYA-Nurhadi akhirnya terpilih menjadi Ketua BRN Korda Jabodetabek, pada Musyawarah daerah (Musda II) yang digelar 27 Agustus 2025 di Hotel Naraya Jakarta Timur.
Nurhadi sendiri memiliki Visi dan misi untuk memberantas mafia gadai rental mulai dari Pemetik, Penyalur dan Penadah (3P) yang selama ini sangat meresahkan, khususnya para pengusaha rental yang bergabung dalam asosiasi Buser Rental Nasional di Jabodetabek yang belakangan meningkat aksi kriminalnya.
Kepengurusan BRN korda Jabodetabek yang baru terpilih, berkomitmen akan bekerjasama dengan segala aspek Pemerintah pusat maupun daerah, Institusi TNI – POLRI, Media Nasional, Tokoh masyarakat agar mencapai tujuan organisasi serta menciptakan Kamtibmas di tengah masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum Rentcar Nasional (BRN) Sulaiman Zuhri berharap Nurhadi dapat berbuat dan bekerja, saling bahu membahu dan jangan hanya dijadikan emblem.
Ketum mengungkapkan hadirnya komunitas ini supaya penanganan masalah mobil rental bisa lebih efektif. Kota kami ada 3.000 pengusaha rental mobil yang tergabung di busur rental nasional. Mereka merupakan relawan yang tergabung di dalamnya.
“Kalau misalnya ada mobil di Jakarta bermasalah di Aceh, ya orang Jakarta nggak perlu ke Aceh, cukup orang Jakarta kasih data-data ke Korda (Koordinator Daerah). Nanti orang dari Aceh itu yang menyentuh unit (mobil yang dibawa penyewa) tersebut,” kata Sulaiman.
“Itu unitnya apa masalahnya; apakah tergadai, atau hanya masalah payment atau apapun itu. Jadi kita tidak nggak tahu indikasi mobil kalau mobil belum kita sentuh,” tambahnya lagi.
Dia mengungkapkan masalah mobil rental bukan cuma penggelapan saja. Namun juga disebabkan masalah lain dari penyewa dan pemilik sewa.
“Mobil yang tergadai, terjual, ada juga yang mungkin nyewa itu lagi nggak ada uang, belum nelpon pemilik, atau teleponnya hilang,” sambungnya lagi.
BRN dibentuk lantaran pengusaha mobil rental rentan dengan kasus berkaitan dengan mobil sewaan mulai dari penggelapan, pencurian, dan digadai.
“Yang tahu kearifan lokal, dan lebih hebat untuk negosiasi, diskusi kan masing-masing daerah. Misalnya orang Aceh, dan komunikasinya lebih baik ngeberesin masalah di Aceh karena punya bahasa sendiri, begitu juga kalau orang Aceh ada masalah di Jakarta, orang Jakarta pasti lebih ngerti, secara geografi ataupun budaya ataupun bahasa. Itu yang menyebabkan tingkat keberhasilan penarikan mobil di BRN persentasenya lebih besar,” terangnya lagi.
Ia juga memastikan, penyelesaian mobil yang bermasalah ini pun tanpa pungutan biaya. Biaya registrasi hanya dikenakan saat masuk menjadi anggota BRN. Nantinya ketika sudah bergabung menjadi bagian BRN, setiap anggota akan dimintai pertolongan sewaktu-waktu.
“Militansi, tidak ada (biaya). Cuma ya nanti saat anggota BRN, misalnya bapak (pemilik rental) tinggal di Depok, nanti mobil ada masalah di Bandung, diberesin tidak ada biaya. Cuma mengambil mobil dari Bandung ke Depok itu urusan bapak,” jelas dia.
“Tapi suatu ketika ada mobil dari Jawa Timur di Depok ada masalah, bapak wajib turun diminta bantuan. Jadi di sini kita namanya investasi kebaikan,” sambungnya lagi.
Selain aksi tindakan, Sulaiman juga mengungkapkan BRN mengedukasi setiap pelaku usaha rental mobil. Lalu, seperti apa tips aman menjalankan bisnis rental mobil?
Pengusaha rental wajib melakukan profiling atau memeriksa latar belakang calon konsumen, bisa meliputi tempat tinggal, tempat kerja, nomor ponsel, hingga akun media sosial.
“Dicek data KTP-nya, terus data-data pendukung, misalnya media sosial. Pekerjaannya di mana, id card-nya. Kalau usaha, usahanya di mana, ada legalitasnya atau tidak. Kalau itu dilakukan, insya allah itu aman. Yang selalu dilakukan, orang hanya ingin cepat, ada KTP, SIM, SOP aturan, mobil dilepas begitu saja. Pengusaha rental mobil yang tergabung di BRN itu pasti diedukasi,” kata Sulaiman.
Tips yang wajib dilakukan adalah dengan memasang GPS pada mobil. Ini juga menjadi cara BRN melacak kendaraan. “Ya, pasti ada alatnya. Ya salah satunya GPS,” ucap dia.
Tinggalkan Balasan