JAKARTA RAYA – Federasi Panahan Tradisional Indonesia (FESPATI) DKI Jakarta tengah menggelar Seleksi Daerah (Selekda) sebagai bagian dari persiapan menghadapi Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) 2025 yang akan berlangsung pada Juli mendatang di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI), institusi di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI yang menaungi cabang olahraga rekreasi dan tradisional di Indonesia.
Ketua Pelaksana Selekda FESPATI DKI Jakarta, Rifqie Ibnu Chaldun, menjelaskan bahwa ajang seleksi ini menjadi pintu masuk bagi para atlet panahan tradisional dari Jakarta untuk bisa berlaga di tingkat nasional. “Kita dari FESPATI DKI Jakarta di bawah naungan KORMI menyelenggarakan seleksi ini untuk persiapan menuju FORNAS di Lombok,” ujarnya.
Dalam seleksi kali ini, dipertandingkan beberapa kategori usia yaitu U12, U18, dan dewasa putra-putri. Para peserta tidak hanya memperebutkan tiket menuju FORNAS, tetapi juga medali juara dan sertifikat resmi yang diakui Kemenpora. “Setiap kategori ada medali juara satu, dua, tiga, dan sertifikat resmi dari FESPATI yang ditanggung oleh Kemenpora,” tambah Rifqie.
Senada dengan itu, Ketua FESPATI DKI Jakarta Wachid Hasyim menyebutkan bahwa seleksi ini bertujuan menjaring 15 atlet terbaik yang akan mewakili Jakarta di FORNAS. “Yang diperlombakan sekarang ini hanya sebagian, ada enam kategori. Nanti di FORNAS sendiri ada sepuluh kategori,” jelasnya.
Seluruh kebutuhan keberangkatan atlet ke Lombok, termasuk akomodasi, akan ditanggung oleh KORMI DKI Jakarta. “Untuk keberangkatan ke Lombok, seluruhnya dibiayai oleh KORMI DKI,” tegas Rifqie.
Usai seleksi, para atlet yang lolos akan memasuki tahap pembinaan intensif atau training center yang disesuaikan dengan jadwal sekolah para atlet. “Biasanya kami adakan pembinaan satu hingga dua kali dalam seminggu,” ujar Rifqie. Wachid menambahkan, meski saat seleksi para atlet masih berlatih di klub masing-masing, setelah lolos mereka akan langsung ditangani oleh FESPATI DKI agar pelatihan bisa distandarisasi.
FESPATI juga memastikan seluruh pelatih dan juri dalam kegiatan ini telah memiliki sertifikasi resmi dari pusat. “Kami tidak asal tunjuk. Semua pelatih dan juri harus melalui pelatihan dan sertifikasi dari FESPATI nasional,” kata Rifqie.
Panahan tradisional sendiri merupakan salah satu cabang olahraga resmi dalam KORMI, berbeda jalur dengan panahan modern yang berada di bawah KONI dan dipertandingkan di PON. Meski demikian, skala FORNAS yang diikuti panahan tradisional dianggap setara dengan PON dari sisi penyelenggaraan nasional.
Tak hanya tingkat nasional, FESPATI juga memiliki agenda Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dua tahunan serta peluang tampil di ajang internasional. “Tahun lalu, satu atlet dari Aceh dikirim ke Turki setelah menjuarai Kejurnas,” ujar Rifqie.
Dengan semangat pelestarian budaya, profesionalisme, dan pembinaan berkelanjutan, panahan tradisional terus tumbuh sebagai olahraga rekreasi yang tak hanya kompetitif, tetapi juga sarat nilai tradisi yang membanggakan. (hab)
Tinggalkan Balasan