JAKARTA RAYA, Liechtenstein – Hubungan Indonesia dan Liechtenstein terus menguat, terutama sejak berlakunya Indonesia–EFTA CEPA pada tahun 2021. Pada Rabu, 15 Oktober 2025, kedua negara menyelenggarakan seminar bertajuk “Optimizing the Indonesia–Liechtenstein Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) for Mutual Benefit” di Universitas Liechtenstein, Vaduz.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern sebagai upaya memperluas pemahaman mengenai potensi Indonesia serta mempererat kemitraan ekonomi, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat kedua negara.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Liechtenstein, Dr. Christian Frommelt, mengapresiasi pelaksanaan seminar tersebut. Ia menilai bahwa forum ini tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga membuka ruang kolaborasi akademik dan memperdalam pemahaman tentang potensi Indonesia.
“Kami sangat menyambut baik diselenggarakannya acara ini di Universitas Liechtenstein. Selain menjadi ajang dialog ekonomi, kegiatan ini juga membuka peluang kerja sama pendidikan antara Universitas Liechtenstein dan universitas-universitas di Indonesia,” ujar Dr. Frommelt. Ia menambahkan bahwa kerja sama akademik dapat menjadi fondasi penting untuk memperkuat pemahaman lintas budaya dan memperluas penelitian bersama di masa mendatang.
Seminar menghadirkan empat panelis, dimulai dengan paparan dari Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Ngurah Swajaya. Panelis lainnya meliputi Dr. Christian Frommelt (Rektor Universitas Liechtenstein), Dr. Georges Baur (Kepala Riset Hukum di Liechtenstein Institute), dan Roland A. Jansen (Konsul Kehormatan Indonesia di Liechtenstein).
Isu-isu yang menjadi sorotan mencakup peningkatan pemanfaatan Indonesia–EFTA CEPA (IE-CEPA), geopolitik kawasan, peran ASEAN, dampak kebijakan tarif AS, serta kesiapan kedua negara dalam menghadapi tren diversifikasi kemitraan ekonomi yang tidak hanya bergantung pada pasar tradisional, tetapi juga mendorong investasi industri berbasis inovasi dan teknologi.
Setelah seminar, acara dilanjutkan dengan Resepsi Diplomatik memperingati 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara ini dihadiri pejabat pemerintah, anggota parlemen, pelaku bisnis, akademisi, dan korps diplomatik di Liechtenstein. Hadir sebagai tamu kehormatan, Christine Lingg dari Kementerian Luar Negeri Liechtenstein, mewakili Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri, Lingkungan, dan Kebudayaan Liechtenstein, Sabine Monauni.
Dalam sambutannya, Lingg menegaskan pentingnya acara ini sebagai sarana meningkatkan pemahaman publik terhadap potensi ekonomi Indonesia serta memperkuat jaringan kerja sama dalam kerangka Indonesia–EFTA CEPA.
“Seminar dan resepsi diplomatik hari ini memainkan peran penting dalam meningkatkan awareness terhadap peluang signifikan di Indonesia, termasuk yang tercipta dari Perjanjian IE-CEPA, yang merupakan kemitraan ekonomi komprehensif pertama Indonesia dengan Eropa, khususnya dengan Liechtenstein,” ujar Lingg. “Kami menghargai inisiatif KBRI Bern dalam menyelenggarakan acara ini, yang meningkatkan visibilitas perjanjian istimewa ini.”
Sementara itu, Dubes Ngurah Swajaya menekankan tema peringatan 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju,” yang merefleksikan semangat Unity and Prosperity. Tema ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan global.
“Kegiatan ini juga menegaskan bahwa, meskipun dunia menghadapi tantangan global, pada saat yang sama terbuka momentum peningkatan kemitraan antara Liechtenstein dan Indonesia,” ujar Dubes Ngurah.
“Indonesia percaya bahwa diplomasi, kerja sama, dan solidaritas lintas negara adalah kunci menghadapi tantangan global. Tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri; kita harus saling melengkapi,” lanjutnya. Ia juga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi, sosial, dan budaya dengan Liechtenstein serta negara-negara anggota EFTA lainnya.
Resepsi berlangsung dalam suasana hangat dan bersahabat, menampilkan video promosi pariwisata Indonesia, tarian Puspanjali, Condong, dan Kebyar Duduk, serta sajian kuliner Nusantara yang memikat para tamu. Pada kesempatan ini, KBRI Bern juga memperkenalkan program promosi wisata “10 New Bali” sebagai bagian dari kampanye pariwisata berkelanjutan Indonesia.
Malam diplomasi ekonomi dan budaya ini semakin memperkokoh hubungan bilateral Indonesia–Liechtenstein yang telah terjalin sejak 12 November 1998. (rw)
Tinggalkan Balasan