JAKARTA RAYA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi mengukuhkan Prof. Dr. Susy Fatena Rostiyanti, ST, M.Sc. sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Konstruksi pada Selasa (11/11/2025). Pengukuhan di kampus ITPLN berlangsung khidmat, dihadiri Dewan Guru Besar, sivitas akademika, dan tamu undangan.

Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, menyebut momen ini sebagai sejarah baru bagi kampus. Menurutnya, pencapaian Prof. Susy bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga bukti penguatan kapasitas akademik ITPLN dalam mendukung agenda transisi energi nasional.

“Hari ini ITPLN pecah telor melahirkan guru besar. Tidak mudah memang. Prof. Susy datang langsung menyatakan tekadnya: ‘Saya harus jadi profesor ITPLN.’ Dan hari ini itu terwujud,” ujar Iwa.

Iwa menegaskan bahwa kehadiran guru besar pertama memperkuat peran ITPLN dalam mengembangkan riset dan inovasi di sektor infrastruktur energi dan keberlanjutan. Indonesia, lanjutnya, tengah menghadapi dua tantangan besar: transformasi Industri 4.0 dan percepatan transisi energi menuju net zero emission pada 2060.

“ITPLN hadir untuk menyiapkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan bangsa,” katanya.

Saat ini ITPLN memiliki 198 dosen, termasuk 60 bergelar doktor, dan lebih dari 30 lainnya sedang menempuh studi doktoral. Kampus juga tengah menyiapkan empat calon guru besar berikutnya.

Kepala LLDIKTI Wilayah III, Henri Togar Hasiholan Tambunan, mengapresiasi capaian tersebut. Ia menilai gelar profesor mencerminkan konsistensi dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Ini bukan hanya kebanggaan individu, tetapi juga institusi,” ujarnya.

Henri menyampaikan bahwa urgensi manajemen konstruksi semakin tinggi di tengah tuntutan efisiensi, keselamatan, keberlanjutan, dan inovasi lingkungan. Ia meyakini kehadiran Prof. Susy akan memperluas kontribusi akademik dan kolaborasi lintas sektor ITPLN.

Menurutnya, pengukuhan ini selaras dengan kebijakan Kemendiktisaintek melalui program Saintek Berdampak yang mendorong riset relevan bagi masyarakat dan industri. “Ini menunjukkan ekosistem akademik yang sehat dan progresif,” katanya.

Dalam orasi ilmiah berjudul Perkembangan Manajemen Konstruksi: Keseimbangan Biaya, Waktu, dan Mutu di Era Digital, Prof. Susy menjelaskan bahwa profesi manajer konstruksi kini berkembang menjadi integrator strategis yang mengelola data, desain, pengadaan, hingga implementasi proyek secara holistik.

“Keseimbangan biaya, waktu, dan mutu tetap menjadi fondasi, namun kini relasinya jauh lebih kompleks,” ujarnya.

Transformasi digital, peningkatan skala proyek, dan tuntutan keberlanjutan disebut menjadi pendorong perubahan besar dalam industri konstruksi. Menurut Prof. Susy, masa depan profesi ini bertumpu pada sistem yang adaptif, cerdas, dan beretika.

“Profesi ini tidak lagi sekadar memastikan bangunan berdiri, tetapi bagaimana ia berfungsi, bertahan, dan memberi dampak jangka panjang,” katanya.

Menutup orasinya, ia menegaskan bahwa keberhasilan manajemen konstruksi ditentukan oleh kemampuan merespons ketidakpastian tanpa mengorbankan kualitas, waktu, biaya, serta keberlanjutan.

Program akademik ITPLN dapat diakses melalui laman resmi kampus: www.itpln.ac.id. (hab)