JAKARTA RAYA — Kementerian Ketenagakerjaan melalui Ditjen Binapenta dan Penempatan Tenaga Kerja (PKK) menggelar kegiatan Community of Practices (CoP) Pengantar Kerja bertema “Expert Sharing Performance Management in Public Employment Services (PES)” di Jakarta, Kamis (25/9/2025). Forum ini menjadi ruang pembelajaran bersama untuk berbagi praktik terbaik serta menyelaraskan visi dalam membangun layanan ketenagakerjaan yang adaptif dan inklusif.

Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker, Darmawansyah, menyampaikan apresiasinya kepada Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Ministry of Health, Labour and Welfare (MHLW) Jepang atas dukungan berkelanjutan dalam penguatan SDM serta peningkatan kualitas layanan PES di Indonesia, khususnya di Kemnaker.

“Hari ini kita akan mendengarkan berbagai paparan dan berbagi pengetahuan yang sangat berharga. Saya berharap kegiatan ini memperkuat pemahaman terkait manajemen layanan publik ketenagakerjaan di Indonesia,” ujarnya.

Bentuk Dukungan Jepang di 2024–2025

Pada 2024, dukungan JICA dan MHLW diwujudkan melalui:

  • Sharing session praktik terbaik dalam CoP layanan ketenagakerjaan
  • Benchmarking implementasi PES di Jepang dalam Summer Training
  • Implementasi hasil pelatihan pada Autumn Workshop

Kolaborasi tersebut berlanjut pada 2025 dengan pelaksanaan CoP terkait Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dan Layanan Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas, yang telah diikuti oleh lebih dari 1.700 Pengantar Kerja di seluruh Indonesia.

Penguatan Kebijakan PES ke Depan

Menurut Darmawansyah, penguatan PES memerlukan kerangka kebijakan yang komprehensif meliputi:

  • Regulatory Framework — Payung hukum yang fleksibel namun akuntabel
  • Institutional Arrangements — Pembagian peran jelas antara pusat, daerah, dan pelaksana
  • Performance Management — Indikator kinerja berbasis outcomes seperti penyerapan dan retensi kerja
  • Funding Mechanisms — Skema pendanaan berkelanjutan melalui sinergi nasional, daerah, dan swasta
  • Capacity Development — Penguatan kapasitas SDM secara berkelanjutan melalui lifelong learning

“Pertemuan ini harus menjadi laboratorium kebijakan sekaligus praktik implementatif. Saya berharap CoP ini menjadi motor penggerak inovasi PES di Indonesia,” pungkasnya. (sin)