JAKARTA RAYA, Milan – KBRI Roma kembali mengadakan pertemuan dengan warga diaspora Indonesia di Milan melalui kegiatan Forum Konsultasi Publik dan Sosialisasi Kekonsuleran, Sabtu (29/11). Acara ini merupakan rangkaian kedua setelah kunjungan konsuler rutin pada Juni lalu, dan kembali dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Italia, Prof. Dr. Junimart Girsang.
Dalam suasana hangat dan penuh keakraban, Dubes Junimart menegaskan bahwa forum ini menjadi inisiatif KBRI untuk mendekatkan pelayanan kekonsuleran kepada warga Indonesia di Italia bagian utara sekaligus menjaring masukan yang dapat menjadi bahan evaluasi dan penyusunan program kerja tahun berikutnya.
Kepala Perwakilan RI selaku Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler, Silvia Juliana Malau, menambahkan bahwa dinamika pelayanan kekonsuleran terus meningkat seiring bertambahnya jumlah warga Indonesia yang datang ke Italia untuk menikah, melanjutkan pendidikan, berwisata, maupun melakukan ziarah keagamaan.
Ia menjelaskan bahwa KBRI kerap menangani berbagai kondisi darurat, mulai dari kasus pencopetan di kawasan rawan hingga turis yang mengalami sakit serius dan memerlukan perawatan, operasi, atau terapi. Bahkan, tak jarang terdapat WNI yang meninggal dunia sehingga perlu dilakukan koordinasi dengan keluarga untuk pemulangan jenazah ke tanah air.
Atas berbagai dukungan warga dalam membantu komunikasi dengan rumah sakit, menjaga pasien, serta membantu administrasi—terutama ketika terjadi kendala bahasa—KBRI menyampaikan apresiasi yang mendalam.
Dalam sesi dialog, warga diaspora menyampaikan sejumlah masukan penting, salah satunya terkait kerja sama pendidikan Indonesia–Italia. Ketua PPI Milan, Muhammad Ilham Santoso, menilai bahwa perguruan tinggi di Italia masih kurang mendapat perhatian dari calon mahasiswa Indonesia, padahal kualitas akademik dan fasilitas risetnya sangat baik.
“Italia masih dipandang sebelah mata, padahal peringkat universitasnya cukup baik dan fasilitas risetnya bagus. Biaya hidup juga jauh lebih murah dibanding negara tujuan favorit seperti Amerika atau Inggris. Indonesia perlu melihat Italia sebagai negara potensial untuk kerja sama pendidikan dan riset,” ujarnya.
Ilham juga meminta dukungan KBRI untuk mendorong pemerintah Italia menyederhanakan birokrasi izin tinggal dan visa pendidikan yang dinilai masih sangat rumit.
Selain itu, ia mengajak seluruh diaspora saling berbagi informasi terkait adat kebiasaan, pengurusan izin tinggal, hingga peluang pekerjaan paruh waktu maupun penuh waktu yang dapat menunjang kebutuhan finansial mahasiswa.
Diaspora lainnya menekankan pentingnya memperkuat jejaring dan silaturahmi tidak hanya melalui acara perayaan hari besar, tetapi juga melalui kegiatan peningkatan kapasitas seperti forum diskusi, seminar, workshop, dan pelatihan yang bermanfaat bagi WNI di perantauan.
Menanggapi berbagai masukan tersebut, KBRI Roma menyatakan akan mengeksplorasi peluang kerja sama lebih luas dengan pemerintah Italia sekaligus mempertimbangkan penyelenggaraan forum diskusi intelektual dan program pelatihan yang lebih konstruktif bagi diaspora. (rw)


Tinggalkan Balasan