JAKARTA RAYA- Rencana pembangunan Metro Starter di Depok menemui jalan buntu. Padahal, bangunan terminal dan kios-kios pedagang yang menghadap stasiun KA Depok juga telah dibongkar.

Bila dilihat, posisi lahan untuk pembangunan Metro Starter cukup strategis. Karena berada di Jalan Margonda Raya, yang merupakan lintas perekonomian dari Depok menuju Jakarta.

Rencana tinggal rencana, sudah tiga kali kepemimpinan walikota, tak ada geliat dari pembangunan Metro Starter. Tapi, mendekati Pilkada serentak November 2024, apakah pembangunan Metro Starter dilanjutkan.

Bila ditelisik ke belakang, pada tahun 2011, Pemkot Depok dan PT Andyka Investa menyetujui lahan kurang lebih seluas 2,4 hektar tersebut diperuntukkan buat pembangunan metro starter.

Di ketahui, pembangunan proyek Metro Starter Depok senilai Rp 1,3 triliun itu, mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) yang akan memadukan terminal Depok, stasiun Depok Baru, hingga apartemen.

Bahkan, PT Andyka Investa telah menghapuskan apartemen dari rencana pembangunan Metro Stater. Hal ini menyusul menurunnya minat calon pembeli atau sewa.

Juru Bicara PT Andyka Investa, Muttaqin membenarkan, pembangunan Apartemen Metro Stater telah dihapus dalam perencanaan. Pasalnya, tidak sedikit calon pembeli yang mengurungkan niat untuk membeli apartemen tersebut.

Ia juga menyampaikan bahwa kendala dalam pembangunan adalah terjadi perbedaan luas lahan dalam perjanjian 2,4 hektar, tapi secara fisik hanya 1000 meter persegi.

Sementara itu Direktur Eksekutif Forum Riset Ekonomi Sosial dan Humanika (fresh), Roni mengatakan, pembangunan metro starter sulit dilaksanakan bukan karena soal lahan, tapi sejarah tanah ini terkait ahli waris. Karena, sebelumnya, wilayah Depok masih menjadi bagian dari Kabupaten Bogor.

Untuk itu, lanjut Roni, meski pengembang mencoba menyelesaikan di Badan Pertanahan Depok, tetapi akan terjadi saling klaim atas sebagian kepemilikan lahan dari ahli waris yang merupakan warga Bogor. “Bahkan tiga walikota tidak bisa menunjukkan progres kelanjutan proyek ini,” ujarnya.

Tadinya, pembangunan Metro Stater dijadwalkan rampung pada Oktober 2024. Itu tertuang dalam perubahan perjanjian atau adendum antara Pemkot Depok dengan PT Andyka Investa. Tetapi hingga kini PT Andyka masih meminta Pemkot Depok untuk dapat kembali melakukan adendum.

Diketahui, Depok sendiri resmi menjadi daerah otonomi baru pada 1999. Saat itu pula seluruh kegiatan administrasi ditangani oleh pemerintahan baru Depok. (Ali)