JAKARTA RAYA – Pengamat politik dari Political Strategy Group (PSG), Arief Budiman menilai sosok Wakil Presiden (Wapres) RI terpilih periode 2024-2029, Gibran Rakabuming Raka tak bisa sekedar diposisikan sebagai ‘ban serep’ dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ia menilai lantaran susah membayangkan Prabowo akan ‘memarkir’ Gibran dalam urusan politik. Mengingat keberadaan Gibran sendiri di sampingnya sudah menjadi kekuatan simbolik atas janjinya memberi ruang politik pada anak muda, yang sayangnya sukar untuk disubstitusi sosok menteri dari kalangan anak muda lantaran prestise politik menteri itu adalah di bawah posisi Wakil Presiden.
“Baik secara fungsi konstitusionalnya, maupun secara politik atas dasar kalkulasi kepentingan pelbagai pihak yang tak menghendakinya melangkahkan kaki secara strategis selama lima tahun ke depan. Walaupun tetap pula tak bisa dikatakan Gibran punya ruang gerak besar untuk menjelma penuh sebagai kepanjangan tangan Jokowi,” kata Arief dalam keterangannya, Minggu (1/6/2024).
“Dalam ruang konstitusional, Gibran akan berperan sebagai Wakil Presiden pada ruang gerak yang sangat terbatas bahkan nihil dari sisi kewenangan membuat kebijakan, tapi cukup lapang secara langkah politik,” imbuhnya.
Arief menjelaskan bahwa langkah Gibran ke depan mungkin besar di perpolitikan Indonesia. Apalagi dari sikapnya sejak terpilih tampak Gibran tak akan mengambil posisi seperti Ma’ruf Amin yang lebih banyak menepi dalam urusan politik.
“Gibran akan tetap berusaha tampil menjadi figur politik sentral melalui permainan simbolik yang selama ini menjadi kekuatan utamanya. Terutama untuk membesarkan sosoknya sebagai tokoh populis di kalangan anak muda, yang memang menjadi kekuatan utamanya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief menyebut apabila Wali Kota Solo itu tetap berada di luar pusaran kepartaian, maka dirinya bisa berperan sebagai jembatan kepentingan antar partai pendukung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) selain Gerindra.
“Lebih jauh lagi, Gibran akan selalu tampak seksi di mata para parpol sebagai sosok alternatif untuk diusung pada Pilpres 2029 bila pada saatnya nanti mereka tak memiliki kandidat dari internalnya,” ungkapnya. (hab)


Tinggalkan Balasan