JAKARTA RAYA, Tolikara – Bupati Tolikara, Willem Wandik, akan melaksanakan visi dan misinya yang akan menjadi arah dalam menjalankan roda pemerintahan selama masa jabatan. Visinya adalah “Membangun Ekonomi Dari Kampung ke Kota”.

Untuk mengimplementasikan visi tersebut, Bupati Willem telah menyiapkan misi yang mencakup program-program untuk meningkatkan perekonomian daerah.

Beberapa program konkret yang akan dikejar seperti, memberikan pelatihan keterampilan kerja; membangun infrastruktur pendidikan dan kesehatan; serta melakukan penghijauan kota.

Langkah strategis ini tampak nyata dalam penguatan ekonomi pedesaan berbasis pertanian, peternakan, dan perdagangan lokal.

Fokus Tolikara yang berada di Provinsi Papua Pegunungan, ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi penguatan rantai pasok aktivitas ekonomi yang dimulai dari kawasan pedesaan (kampung) yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat, terutama dalam sektor produksi pangan lokal di Perdesaan.

Kondisi geografis Tolikara yang sulit dijangkau serta mahalnya biaya logistik yang umum diakses oleh transportasi udara, mendorong Bupati Tolikara mencari jalan alternatif.

Termasuk mendorong hadirnya koperasi merah putih. Hal ini untuk menyediakan program pembinaan ekonomi berbasis masyarakat perdesaan, yang di dukung dengan multi pendanaan (berasal dari APBD, APBN dan pinjaman Himbara).

Semua ini guna mendorong swasembada pangan lokal dan memperkuat hasil produksi lokal, dalam rangka menekan tingkat inflasi dan harga kebutuhan pokok yang selama ini tinggi akibat ketergantungan dari luar daerah.

Bupati Tolikara, Willem Wandik menyerahkan secara simbolik bantuan pembiayaan lembaga Koperasi Merah Putih

Menurut Willem Peran Strategis Koperasi Merah Putih sebagai Mesin Ekonomi Desa. Koperasi ini hadir sebagai solusi sistemik untuk membangun struktur ekonomi berbasis komunitas Perdesaan.

Koperasi tidak hanya menjadi wadah usaha, tetapi juga menjadi mesin ekonomi desa yang diharapkan mampu mengatur tata niaga hasil bumi (kopi, hortikultura, peternakan, dan lainnya.

Untuk mendukung peningkatan perekonomian di Tolikara, masyarakat kata Willem bisa secara fleksibel mengakses sumber pendanaan/keuangan. Willem menyebut kalau Koperasi Sebagai “Pompa Uang” Bagi masyarakat di perdesaan/kampung.

Koperasi Merah Putih juga berfungsi sebagai penyedia energi keuangan atau “bensin” yang menggerakkan usaha produktif di Masyarakat.

Bagi banyak warga desa yang memiliki semangat wirausaha yang tinggi, namun seringkali tidak dapat berbuat banyak di desanya, karena tidak memiliki kemampuan modal awal yang mencukupi.

Hadirnya Koperasi Merah Putih tentunya dapat memberikan jaminan berupa: akses pembiayaan murah dan terjangkau, model usaha bersifat kolektif berbasis gotong royong, kesempatan kerja dan usaha yang lebih luas (tidak bergantung pada jenis usaha mainstream seperti di perkotaan yang umum dibiayai oleh permodalan perbankan).

Dengan adanya fleksibilitas jenis kegiatan/usaha dalam permodalan Koperasi Merah Putih tersebut, hal ini memungkinkan banyak petani, para pedagang kecil, para pelaku UKM kecil di desa, para pelaku wirausaha kalangan pemuda/perempuan/ibu rumah tangga, dapat ikut serta dalam membangun ekonomi lokal.

Hal itu tanpa bergantung pada pinjaman informal yang mahal dan berisiko, bahkan dapat membantu masyarakat untuk terhindar dari jebakan pola pinjaman rentenir (pinjaman kecil dengan bunga yang besar, yang terjadi dimasyarakat kalangan bawah). (ali)