JAKARTA RAYA – Rofie Fauzie dikenal sebagai penulis dan konten kreator yang kerap membagikan kisah-kisah bernuansa keluarga, masa kecil, dan perjalanan emosional yang menyentuh. Lewat karya tulis dan konten videonya di TikTok, ia mengajak audiens merenung dan kembali menyusuri jejak kenangan yang sering kali terlupakan.
Salah satu karya paling dikenal Rofie adalah novel “Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari”, sebuah kumpulan narasi reflektif yang memotret hubungan dengan orang tua, pengalaman tumbuh dewasa, dan ruang batin yang jujur. Keberhasilan novel ini terletak pada kesederhanaan narasinya yang kuat dan autentik, menyentuh banyak hati pembaca dari berbagai latar belakang.
Dalam sesi live Instagram bertema “Berawal dari Cerita, Perjalanan, Kenangan, dan Karya” yang disiarkan di akun resmi Epson Indonesia, Rofie hadir sebagai narasumber. Acara tersebut dipandu oleh Desy Fitrianingsih dari Brand Communication PT Epson Indonesia dan turut dihadiri oleh Raditya, Presales Engineer Epson.
Dalam sesi itu, Rofie mengungkapkan bahwa proses menulisnya selalu dibarengi dengan kebutuhan mencetak naskah, baik untuk revisi, review pribadi, hingga persiapan penerbitan. Untuk keperluan ini, ia mengandalkan printer Epson EcoTank L3210 yang menurutnya sangat praktis dan efisien.
“Saya ini termasuk orang yang nggak mau ribet, apalagi soal printer. Dulu kalau harus isi tinta manual, tangan saya bisa belepotan tinta. Untung sekarang pakai Epson, tinggal pasang botol, beres!” ungkap Rofie diselingi tawa.
Ia menyebut sistem isi ulang EcoTank yang anti tumpah sangat membantu dalam rutinitas hariannya sebagai penulis. Tanpa gangguan teknis, proses kreatif bisa berjalan lebih lancar.
Selain menulis, Rofie juga aktif di TikTok dengan konten-konten bernarasi singkat namun mengandung pesan mendalam. Tema yang ia angkat pun konsisten: kenangan masa kecil, nilai-nilai keluarga, serta dinamika hidup sebagai anak perantauan. Gayanya yang tulus dan tidak menggurui membuat banyak warganet merasa terhubung secara emosional.
Kabar gembira pun disampaikan Rofie dalam sesi tersebut: novelnya “Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari” sedang dipersiapkan untuk diadaptasi ke layar lebar. Meski belum diumumkan tanggal rilis atau format finalnya, adaptasi ini disambut antusias oleh para pembaca setianya.
Lewat cerita-cerita personal yang ia rakit dengan ketulusan, Rofie Fauzie telah menciptakan ruang bagi banyak orang untuk kembali mengingat, menghargai, dan mendamaikan masa lalu. Ia membuktikan bahwa narasi yang jujur dapat menembus batas dan menjadi karya yang bersifat universal. Dan di balik proses kreatif itu, printer Epson menjadi salah satu penopang senyap yang memfasilitasi lahirnya karya penuh makna. (sin)
Tinggalkan Balasan