JAKARTA RAYA, Depok — Ratusan ijazah milik alumni SMK Budi Utomo dan SMA Yapemri Depok diketahui masih tertahan di sekolah karena alasan tunggakan SPP. Temuan ini diungkap oleh kelompok Jabar Ngahiji yang tergabung dalam tim pendamping Program Kang Dedi Mulyadi (KDM) Kota Depok.
Kepala SMK Budi Utomo, Lukas Budi, menjelaskan bahwa sekitar 100 murid belum dapat mengambil ijazahnya, mayoritas merupakan lulusan tahun 2014 hingga 2019. Sementara untuk lulusan tahun 2020 hingga 2024, jumlahnya relatif sedikit.
“Jumlah murid yang belum mengambil ijazah karena belum mampu melunasi SPP memang berkurang sejak tahun 2020. Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi,” kata Lukas, Rabu (7/5).
Menurut Lukas, nilai tunggakan setiap murid rata-rata berkisar antara Rp2 juta hingga Rp4 juta. Namun pihak sekolah berusaha memberikan solusi dengan menawarkan keringanan biaya.
“Besaran tunggakan tidak sampai Rp5 juta per murid. Kami memberikan potongan antara 25 persen hingga 50 persen. Bahkan, kadang saya tanyakan langsung ke orang tua: ‘Bapak/Ibu punya uang berapa?’ dan kami sesuaikan,” ujarnya.
Ketua Jabar Ngahiji, Mahfuzh Zaini, menyebut inisiatif ini merupakan bentuk empati terhadap kondisi masyarakat yang kesulitan ekonomi.
“Kasihan, anak-anak sudah menempuh pendidikan selama tiga tahun, tapi ijazah mereka masih tertahan hanya karena orang tua belum mampu melunasi SPP,” katanya. (ema)
Tinggalkan Balasan