JAKARTA— Pemerintah menyatakan keseriusannya dalam meredam penyebaran narasi hoaks dan provokasi yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan demokrasi di Indonesia. Untuk itu, langkah kolaboratif dengan TNI dan Polri diintensifkan guna memastikan setiap provokator yang mencoba memecah belah ditindak tegas.

Sebagai ujung tombak di bidang keamanan dan penegakan hukum, TNI dan Polri mendapat mandat untuk bersinergi dalam mendeteksi dan menghentikan kegiatan provokasi daring. Aparat keamanan didorong untuk lebih aktif melakukan patroli siber, mengawal media sosial, serta mendeteksi akun-akun yang menyebarkan konten provokatif.

Pemerintah juga mendorong internal Polri untuk terus memperkuat sikap waspada dan tanggung jawab sebagai teladan bagi masyarakat. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Gorontalo Kombes Pol. Desmont Harjendro mengingatkan jajarannya untuk memberi contoh baik pada masyarakat dalam bermedia sosial.

“Sebagai anggota Polri, kita harus menjadi contoh yang baik. Jangan sampai terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya. Saring sebelum sharing, serta gunakan media sosial sebagai sarana untuk menyampaikan hal-hal positif.” Jelas Desmont.

Menurut Desmont, aparat Polri harus menjaga etika di ruang digital dan berperan aktif melindungi institusi maupun masyarakat dari dampak hoaks atau ujaran kebencian. Ia menambahkan bahwa menjaga marwah Polri di dunia nyata dan maya adalah tanggung jawab setiap personel.

Di samping aparat, masyarakat sipil turut diharapkan ikut menjaga kewaspadaan. Ketua DPW Provinsi DKI Jakarta LSM Harimau, Neville GJ. Muskita, menyerukan agar publik tidak mudah terprovokasi:

“Jangan mau dihasut. Jangan mau terprovokasi. TNI-Polri adalah saudara, bukan lawan. Kalau mereka pecah, bangsa kita yang jadi korban,” tegasnya.

Neville menekankan pula bahwa soliditas antar institusi keamanan sangat krusial untuk menjaga kelangsungan pembangunan dan demokrasi. Apabila ada pihak-pihak yang sengaja bermain provokasi, hal tersebut harus dihadapi bersama rakyat, TNI, dan Polri.

“Kalau ada yang mencoba adu domba, berarti mereka musuh rakyat. Karena Indonesia hanya bisa maju kalau TNI-Polri tetap bersatu menjaga rakyat dan negara,” pungkas Neville.