Oleh: Mohamad Fuad
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus menunjukkan eksistensinya sebagai partai politik yang konsisten membawa nilai-nilai perjuangan para ulama. Salah satu konsep penting yang terus dijaga dan dikembangkan adalah Mabda’ Siyasi — sebuah prinsip ideologis yang menjadi landasan gerak partai dan kader-kadernya.
Meski mengalami pergantian kepemimpinan dari waktu ke waktu, Mabda’ Siyasi tetap menjadi pedoman utama yang dijalankan dengan komitmen oleh para kader PKB. Prinsip ini tumbuh secara sistemik dalam gerak kader, tidak bergantung pada sosok atau figur semata, melainkan menjadi nilai yang terinternalisasi secara mendalam.
Konsistensi di Tengah Tantangan Global
Di tengah percaturan politik kapitalisme global yang makin kompleks, PKB dinilai mampu mengonsolidasikan sumber daya yang dimiliki untuk mencetak kader-kader berkualitas. Konsistensi tersebut menjadi kunci keberhasilan partai dalam membangun struktur kaderisasi yang kokoh dan relevan di berbagai lini.
Saat ini, PKB memiliki beragam varian kader yang tersebar di berbagai sektor, baik struktural maupun kultural. Proses kaderisasi dilakukan secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip meritokrasi.
Adapun varian kader yang muncul dari sistem kaderisasi PKB antara lain:
- Kader Pemimpin: Mereka yang menduduki posisi strategis dalam struktur partai di berbagai tingkatan.
- Kader Intelektual: Kader dengan kapasitas analitis dan kemampuan pengkajian untuk membantu pengembangan kebijakan partai.
- Kader Aktivis: Sosok yang aktif dalam kegiatan sosial dan politik, terutama dalam membangun hubungan dengan masyarakat.
- Kader Profesional: Individu yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu, mendukung implementasi program-program partai yang berdampak.
LKN: Kawah Candradimuka Kader PKB
PKB juga memiliki Lembaga Kaderisasi Nasional (LKN) yang menjadi pusat pembinaan kader unggulan secara bertahap dan berjenjang. LKN dipandang sebagai institusi strategis yang mampu memetakan potensi kader dan menempatkan mereka sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan organisasi.
Lembaga ini diharapkan dapat menjadi tolok ukur dalam mencetak kader yang tidak hanya loyal secara ideologis, tetapi juga terampil dalam menjawab tantangan sosial-politik masa kini.
Varian Kader Pemimpin: Pilar Masa Depan Partai
Varian kader pemimpin dalam tubuh PKB dinilai sangat penting dalam menjaga keberlanjutan nilai perjuangan partai. Mereka adalah kader-kader yang tidak hanya memahami doktrin partai, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kebijakan dan aktivitas organisasi.
Beberapa karakteristik kader pemimpin yang ideal menurut Mabda’ Siyasi antara lain:
1. Menghayati Mabda’ Siyasi
Pemimpin harus menjadi contoh dalam menjalankan nilai-nilai kejujuran (as-shidqu), amanah dan setia (al-amanah wa al-wafa’u bil ‘ahdi), keadilan (al-‘adalah), tolong-menolong (al-ta’awun), dan konsistensi (al-istiqamah).
2. Membentuk Visi dan Misi
Kader pemimpin wajib menyusun visi-misi yang relevan untuk partai, pemerintahan, dan masyarakat luas.
3. Menggerakkan Kader dan Masyarakat
Seorang pemimpin adalah penggerak. Mereka harus mampu menginspirasi kader dan masyarakat agar turut serta dalam mewujudkan tujuan partai.
4. Mengambil Keputusan Tepat
Pemimpin diharapkan memiliki akses pada data dan informasi yang valid agar tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan kelompok oportunis.
5. Menjalin Kerja Sama Strategis
Kader pemimpin perlu membangun sinergi dengan berbagai organisasi, lembaga, dan pihak eksternal untuk mendukung tujuan jangka pendek dan panjang partai.
6. Evaluasi Berkelanjutan
Proses evaluasi atas kinerja dan implementasi rencana kerja menjadi tanggung jawab kader pemimpin guna memastikan efektivitas gerakan partai.
7. Pengembangan Kapasitas Kader
Pemimpin wajib membina dan meningkatkan kualitas kader agar nilai-nilai PKB terus hidup dan dijalankan secara konkret.
Dengan kerangka kaderisasi yang mapan dan berlandaskan Mabda’ Siyasi, PKB memiliki peluang besar untuk terus berkembang sebagai partai yang tidak hanya kuat secara struktur, tetapi juga berpengaruh secara kultural dan ideologis di kancah politik nasional. (***)
Tinggalkan Balasan