JAKARTA RAYA, Depok — Peran media massa sangat penting bagi pemerintah daerah. Melalui pemberitaan, masyarakat dapat mengetahui kinerja serta program-program yang dijalankan pemerintah, termasuk oleh Wali Kota. Namun, hal ini tampaknya belum sepenuhnya dipahami oleh Wali Kota Depok Supian Suri dan Wakil Wali Kota Chandra.

Pasangan kepala daerah ini disinyalir tidak mengakomodasi puluhan media lokal yang aktif meliput kegiatan pemerintahan di Kota Depok. Dalam praktiknya, hanya dua media yang terindikasi mendapat perhatian khusus dari Wali Kota, yaitu depokpos.co.id dan satu media cetak yang belum disebutkan secara eksplisit.

Hal ini terlihat dari rotasi dan mutasi jabatan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, khususnya di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo). Salah satu yang disorot adalah pergantian Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Agus Suprayitno (Apray), yang digantikan oleh Ade Hukmawan. Ade diketahui merupakan kerabat salah satu pimpinan DPRD Kota Depok.

Kehadiran Ade Hukmawan di Diskominfo ini menjadi sorotan publik. Pemerhati Kota Depok, Juli Efendi, menilai pergantian tersebut sarat kepentingan politik. Menurutnya, selain untuk mempercepat karier Ade yang sempat terhambat pada pemerintahan sebelumnya, penunjukan ini juga punya muatan strategis menjelang kontestasi politik lokal.

“Pergantian ini bukan semata soal birokrasi, tapi ada agenda politik di baliknya,” ujar Juli, yang dikenal vokal terhadap isu-isu Kota Depok.

Lebih jauh, Juli menyebutkan bahwa peran Ade di Diskominfo berpotensi menjadi ‘mesin’ penyebar informasi keberhasilan Wali Kota, namun hanya terbatas untuk media milik Pemkot dan satu media online.

“Tapi yang jadi soal, saya menduga ada ketimpangan dalam pembagian kerja sama media di Diskominfo. Indikasinya hanya satu pihak media cetak yang mendapat porsi besar,” katanya.

Juli juga mengkritik sikap Wali Kota Supian Suri yang terkesan hanya mengakui dua media sebagai representasi pers lokal Depok.

“Kasihan banyak media yang selama ini konsisten memberitakan kegiatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, tapi ternyata tidak diberi ruang kerja sama. Hanya media Pemkot dan satu media online yang diberi dukungan. Terlihat sekali pilih kasihnya,” pungkasnya. (ema)