JAKARTA RAYA – Memperingati 20 tahun bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Ubaidillah, mengajak lembaga penyiaran televisi dan radio untuk lebih aktif dalam mengedukasi masyarakat terkait kebencanaan. Ajakan ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik dan meminimalkan dampak buruk dari bencana yang dapat terjadi di masa depan.

“Hari ini tepat 20 tahun tsunami Aceh, salah satu bencana terbesar yang banyak menelan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan parah. Kita tidak ingin peristiwa serupa terulang, sehingga diperlukan upaya edukasi kebencanaan yang masif melalui televisi dan radio,” ujar Ubaidillah di Jakarta, Kamis (26/12).

Ia juga menyoroti tingginya frekuensi bencana yang terjadi di beberapa daerah belakangan ini, seperti longsor, banjir, dan pergerakan tanah di Sukabumi, Cianjur, serta Pandeglang. “Indonesia adalah negara rawan bencana. Saya yakin masyarakat membutuhkan informasi yang memadai, termasuk edukasi tentang mitigasi dan penanggulangan bencana,” katanya.

Ubaidillah menekankan bahwa edukasi kebencanaan melalui media penyiaran sangat penting untuk membangun ketangguhan masyarakat. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat diharapkan mampu mengurangi risiko bencana, baik dari segi korban jiwa maupun kerugian materi.

“Saat edukasi kebencanaan dilakukan, masyarakat akan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang. Mereka bisa melakukan mitigasi dan penanggulangan secara mandiri sebelum bantuan tiba,” tambahnya.

Ia juga menyarankan agar isu kebencanaan disisipkan dalam program-program populer yang memiliki banyak penonton, terutama pada jam tayang utama (primetime). “Penting untuk menyampaikan informasi kebencanaan dalam program-program yang diminati masyarakat, agar pesan tersebut sampai dengan efektif dan menarik perhatian,” ujar Ubaidillah.

Melalui inisiatif ini, Ubaidillah berharap televisi dan radio berperan aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Selain itu, KPI akan terus mendorong lembaga penyiaran untuk memprioritaskan program edukasi kebencanaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial mereka. (hab)