JAKARTA RAYA – Fakhri Dzulfiqar, seorang pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dikenal sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Kehidupan finansialnya dulu dimulai dengan sederhana. Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), Fakhri sempat tinggal di kos dan menjalani hidup yang biasa. Namun, semuanya berubah setelah dirinya dilibatkan dalam tim pemblokiran situs judi online. Sejak saat itu, gaya hidup Fakhri mengalami perubahan drastis.
Dari yang awalnya hidup sederhana, Fakhri kini dikenal sering mentraktir teman-temannya untuk bersenang-senang di klub malam dan tempat hiburan elit. Jika sebelumnya dia gemar berkumpul dengan teman-temannya untuk bermain bulu tangkis, kini ia lebih sering menghabiskan waktu di dunia hiburan malam. Teman-temannya pun merasa senang karena mengira Fakhri mendapat bonus besar dari pekerjaannya di Kominfo.
Namun, masalah mulai muncul ketika Fakhri mulai terbuka mengenai sumber uangnya. Dalam keadaan mabuk, dia tanpa sengaja mengungkapkan bahwa penghasilannya berasal dari setoran bandar judi online yang dilindungi agar situs tersebut tidak diblokir. Pengakuan ini membuat teman-temannya merasa khawatir dan mulai menjauh, takut terlibat dalam kegiatan ilegal tersebut. Setiap kali dia mengajak mereka untuk pergi ke klub, mereka pun menghindar.
Merasa dihindari, Fakhri akhirnya memutuskan untuk pindah kost. Namun, meskipun lingkungan sosialnya berubah, gaya hidup hedonisnya tetap tidak berubah. Dia terus menikmati kehidupan mewah yang diperoleh dari kerja sama dengan jaringan judi online, meskipun itu melibatkan praktik yang merugikan banyak orang.
Fakhri Dzulfiqar kini menjadi contoh nyata bagaimana seseorang dapat terjerat dalam kegiatan ilegal yang merusak reputasi dan mengancam keamanan negara, meskipun dia berstatus sebagai pegawai negeri yang seharusnya melayani kepentingan publik. (Eng)
Tinggalkan Balasan