Oleh: Mohamad Fuad
Lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai politik tak bisa dilepaskan dari akar tradisi dan nilai-nilai ke-NU-an. Salah satu dokumen penting yang menjadi fondasi ideologis partai ini adalah Mabda’ Siyasi, sebuah panduan prinsip politik PKB yang sarat dengan nilai-nilai Islam ahlussunnah wal jamaah dan semangat kebangsaan. Meski demikian, penting untuk dipahami bahwa Mabda’ Siyasi bukanlah kelanjutan langsung dari Resolusi Jihad NU tahun 1945, namun memiliki keterkaitan erat dalam nilai dan semangat perjuangan.
Jejak Historis dan Nilai yang Mengikat
Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 merupakan fatwa monumental dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Seruan jihad tersebut ditujukan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari ancaman penjajah, khususnya pada masa Agresi Militer Belanda dan kehadiran sekutu di Surabaya.
Sementara itu, Mabda’ Siyasi disusun jauh setelah kemerdekaan, dalam kerangka demokrasi modern, sebagai pijakan politik bagi PKB dalam membangun pemerintahan yang berkeadilan, demokratis, dan berkeadaban.
Meski berbeda konteks, sejumlah kesamaan nilai antara keduanya dapat dilacak:
1. Semangat Perjuangan
Resolusi Jihad mengobarkan semangat mempertahankan tanah air sebagai bagian dari ibadah. Semangat yang sama muncul dalam Mabda’ Siyasi yang menekankan pentingnya perjuangan politik untuk keadilan sosial dan demokrasi.
2. Islam Rahmatan lil ‘Alamin
Keduanya berpijak pada nilai Islam yang inklusif dan toleran. Jika Resolusi Jihad menampilkan kesatuan umat lintas agama dalam mempertahankan kemerdekaan, maka Mabda’ Siyasi mewujudkannya melalui kebijakan politik yang pro-rakyat dan mengedepankan kemaslahatan bersama.
3. Komitmen terhadap Keadilan
Baik Resolusi Jihad maupun Mabda’ Siyasi menempatkan keadilan sebagai prinsip utama. PKB melalui Mabda’ Siyasi-nya menolak diskriminasi terhadap kelompok minoritas dan memperjuangkan sistem hukum serta ekonomi yang adil.
4. Peran Umat dan Nasionalisme Religius
Resolusi Jihad membangkitkan kesadaran umat Islam untuk mencintai tanah air sebagai bagian dari iman. Hal serupa ditegaskan dalam Mabda’ Siyasi yang mendorong umat untuk aktif dalam proses demokrasi dengan memilih pemimpin berdasarkan nilai moral dan konstitusi.
Titik Beda Kontekstual
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan mendasar antara Resolusi Jihad dan Mabda’ Siyasi:
Aspek Resolusi Jihad NU Mabda’ Siyasi PKB
Sifat Fatwa keagamaan berbasis darurat nasional Prinsip dasar politik partai
Tujuan Mempertahankan kemerdekaan dan melawan penjajah Mewujudkan cita-cita negara melalui jalur politik
Konteks Situasi revolusi fisik dan kolonialisme 1945 Era demokrasi dan reformasi pemerintahan
Fokus Pertahanan dan perjuangan kemerdekaan Tata kelola pemerintahan, HAM, dan keadilan sosial
Cakupan Terbatas pada situasi pasca proklamasi Lebih luas, menyentuh aspek sosial, ekonomi, politik global
Kesimpulan
Baik Resolusi Jihad maupun Mabda’ Siyasi merupakan warisan intelektual dan spiritual yang berakar dari nilai-nilai Islam dan nasionalisme Indonesia. Meski lahir dalam konteks yang berbeda, keduanya memiliki benang merah berupa semangat perjuangan, komitmen terhadap keadilan, dan visi untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan bermartabat.
Dalam semangat Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, warisan pemikiran NU ini terus hidup melalui jalur dakwah dan politik kebangsaan yang diperjuangkan oleh PKB hingga hari ini. (***)
Tinggalkan Balasan