JAKARTA RAYA – Dalam rangka menyikapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024, Parasanda Bumi Pertiwi (Prabu) Foundation, organisasi yang menaungi mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII), menggelar konsolidasi daring melalui Zoom Meeting dengan jejaring Prabu Foundation se-Pulau Jawa.

Konsolidasi ini dihadiri oleh para koordinator wilayah Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta beberapa koordinator kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat.

Prabu Foundation saat ini menaungi hampir 235 ribu mantan aktivis NII dan memiliki peran penting dalam pencegahan radikalisasi dan ekstremisme yang mengatasnamakan agama, khususnya di wilayah Jawa Barat. Sebanyak 80 persen anggotanya telah kembali kepada NKRI dan bergabung dengan Prabu Foundation.

Ketua Umum Prabu Foundation, H. Asep Muhargono, mengatakan bahwa tujuan konsolidasi ini adalah untuk menyamakan persepsi di antara para mantan aktivis NII dalam menghadapi Pilkada serentak 2024.

“Prabu Foundation harus mengambil sikap dalam Pilkada 2024 ini. Kami memiliki hak untuk memilih dan menentukan pemimpin yang layak di setiap wilayah. Tentu, kami juga memiliki kriteria yang berlandaskan pada kaidah dan tuntunan agama yang kami anut,” ujar Asep, Senin (18/11/2024).

Namun, Asep menyayangkan bahwa dari sejumlah calon kepala daerah yang berkontestasi, tidak ada satupun yang memiliki program konkret terkait pencegahan radikalisasi dan ekstremisme, padahal kedua isu tersebut berpotensi mengancam stabilitas negara.

“Sejarah mencatat, gerakan radikalisasi dan ekstremisme di Indonesia berpotensi besar mengancam kedaulatan NKRI. Namun, hampir seluruh pasangan calon kepala daerah tidak membahas isu ini sebagai bagian dari visi dan misi mereka dalam debat,” tegas Asep.

Menanggapi hal tersebut, Asep mengungkapkan bahwa Prabu Foundation telah menampung aspirasi anggotanya, yang sebagian besar menyerukan gerakan “Coblos Semua Calon” (Gercos) atau Golput pada Pilkada 2024.

“Beberapa koordinator wilayah, terutama di Jawa Barat, mendesak agar Prabu Foundation mendukung Gercos atau Golput. Kami merasa tidak ada calon yang mendukung program yang sedang kami gencarkan, yaitu deradikalisasi dan upaya pencegahan terorisme dan ekstremisme yang mengancam kedaulatan NKRI,” tambah Asep.

Asep menegaskan bahwa Prabu Foundation merupakan mitra dalam upaya deradikalisasi pemerintah. Oleh karena itu, dirinya merasa perlu mengakomodasi aspirasi para anggotanya.

“Jika para calon kepala daerah tidak memberikan perhatian terhadap kelompok yang selama ini aktif dalam gerakan deradikalisasi, maka mereka tidak layak kami dukung. Kami lebih baik memilih Gercos atau Golput daripada memberikan amanah kepada pemimpin yang tidak mau menerima amanah di pundaknya. Sebab, dalam pemahaman kami, memilih pemimpin harus berdasarkan empat kriteria, salah satunya adalah amanah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Maidah ayat 81,” ujar Asep menutup pembicaraan. (hab)