Oleh Mohamad Fuad Pengamat Sosial Politik dan Pemerhati Lingkungan
JAKARTA RAYA – Sejak Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma hijrah ke Kota Administratif Depok, kota ini menjadi magnet urbanisasi yang tidak terelakkan. Posisi strategis Depok yang berada di poros Jabodetabek, menghubungkan Bogor, Tangsel, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, hingga Bekasi, mendorong lonjakan penduduk secara masif.
Namun, perubahan ini tak diimbangi dengan kesiapan pemerintah daerah. Depok yang dahulu asri kini berubah menjadi kawasan penuh beton, perumahan, dan ruko yang tak terkendali. Akibatnya, masalah lingkungan, seperti banjir dan bau sampah, menjadi pemandangan sehari-hari.
Ketika Nur Mahmudi Ismail, kader PKS, menjabat sebagai wali kota, harapan warga untuk pembangunan yang terarah tak terwujud. Selama dua periode kepemimpinannya, fokus utama Nur Mahmudi justru pada penguatan internal birokrasi dengan pendekatan politik eksklusif. Alih-alih merancang infrastruktur berkelanjutan yang bebas banjir dan kemacetan, Nur Mahmudi memilih memperkuat posisi politiknya dengan menempatkan orang-orang yang sejalan dengan kepentingannya. Kritik dari warga pun seolah diabaikan, membuat ruang partisipasi publik semakin sempit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Situasi tidak banyak berubah di era kepemimpinan Idris Abdul Somad. Selama dua periode, Idris gagal menawarkan inovasi pembangunan yang signifikan. Meski menerima berbagai penghargaan, capaian tersebut tak mampu mengimbangi kekecewaan warga yang merasa kebijakan Idris lebih banyak berorientasi pada kepentingan politik partai. Program-program yang diluncurkan lebih menyasar kader dan simpatisan PKS, sementara warga umum kerap merasa terpinggirkan.
Ketidakpuasan warga Depok terhadap politik eksklusif dan birokrasi yang tidak inklusif ini menjadi alasan utama mengapa dominasi PKS di kota ini mulai runtuh. Warga menginginkan perubahan yang nyata dan kepemimpinan yang berpihak pada semua kalangan, bukan hanya kelompok tertentu.
Runtuhnya birokrasi PKS di Depok adalah cerminan kegagalan dalam memahami kebutuhan masyarakat urban yang kompleks dan dinamis. Warga Depok kini mencari figur pemimpin yang mampu membawa perubahan dengan visi pembangunan yang kreatif, inovatif, dan inklusif. (***)
Penulis : Purwadi
Editor : Hadits Abdillah