JAKARTA RAYA – Silaturahmi Kebangsaan yang diadakan di Hotel Gren Alia, Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin (14/10/2024) menghadirkan para tokoh dan menuntut agar Presiden Joko Widodo diadili setelah masa jabatannya berakhir.

Acara yang dipandu oleh Refly Harun dan diselenggarakan oleh Faizal Aseegaf ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk mantan Ketua MPR Amien Rais, mantan Wakapolri Mayjen (Purn) Oegroseno, Marwan Batubara, Edy Mulyadi, Roy Suryo, dan presenter Rahma Sarita Aljufri.

“Acara ini merupakan persiapan untuk Kongres Adili Jokowi yang akan digelar pada 18 Oktober 2024,” ujar Rahma Sarita saat membuka acara yang dihadiri banyak peserta.

Ia menjelaskan bahwa sehari sebelum kongres, akan ada pertemuan antara para tokoh untuk merumuskan kesalahan-kesalahan yang dapat diajukan ke pengadilan. Selain itu, mereka juga akan meresmikan kantor advokasi rakyat yang fokus pada proses hukum terhadap Jokowi.

Dalam orasinya, Amien Rais menyoroti kejahatan moral yang terjadi selama sepuluh tahun pemerintahan Jokowi. “Jokowi, alias Mulyono, harus dipenjara, insyaAllah,” tegas Ketua Dewan Syura Partai Ummat itu.

Senada dengan itu, mantan Sekretaris BUMN, Said Didu, menyampaikan tuntutan agar Pemerintahan Prabowo membebaskan diri dari pengaruh Jokowi. “Kami memiliki minimal 26 catatan hukum yang bisa diajukan dalam waktu dekat,” kata Said.

Sementara itu, Oegroseno, politikus PDIP, menyatakan bahwa kasus Fufufafa tidak sulit untuk dibawa ke penyidikan polisi. Ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan delik hukum melalui polsek terdekat atau melalui Diskominfo di masing-masing daerah.

Pakar telematika Roy Suryo juga memberikan orasi singkat. Ia kembali membawa wayang dan memperagakan cuplikan kisah “Petruk Jadi Ratu.” “Petruk sudah tidak bermahkota, sebaiknya kita apakan?” tanya Roy secara retoris, yang disambut tepuk sorak peserta. (hab)