JAKARTA RAYA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kepala negara hingga menteri, boleh berkampanye dan memihak, selagi tidak menggunakan fasilitas negara.

Hal itu ia sampaikan saat penyerahan pesawat C130J A-1344 Super Hercules dan didampingi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, yang juga calon presiden (capres) nomor urut 2.

Pengamat Politik Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai, sikap Jokowi itu memperlihatkan bagaimana keberpihakannya terhadap salah satu pasangan calon (paslon).

“Saya rasa ini adalah sikap Jokowi termasuk bagaimana relasinya terhadap pencalonan Prabowo dan Gibran. Bisa disebut sebagai keberpihakan Jokowi terhadap paslon ini,” kata Herry kepada MNC Portal, Kamis (25/1/2024).

“Karena jelas potensi conflict of interest atas relasi kekuasaan Jokowi terhadap pencalonan di Pilpres memang tak terelakan lagi,” sambungnya.

Bahkan, Herry mengungkap, dirinya telah memprediksi arah politik Jokowi dan kepada siapa ia memihak. Namun, Herry mengatakan, sebagai kepala negara, Jokowi seharusnya dapat mengajak rakyat untuk memilih calon pemimpin melalui rekam jejaknya.

“Namun sikap Jokowi ini sudah diprediksi sejak awal,” katanya.

“Jokowi sebaiknya mengajak publik untuk memilih pemimpin yang jelas rekam jejaknya, terhindar dari kasus kontraproduktif dan semacamnya termasuk bagaimana program yang baik dari pemimpin sebelumnya dilanjutkan dan disempurnakan,” sambungnya. (hab)