JAKARTA RAYA – Partai Demokrat tak lagi ngotot mengincar kursi calon wakil presiden (cawapres) bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam koalisi baru. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron.
Herman menegaskan, pihaknya lebih realistis dalam menyongsong arah koalisi ke depan. Untuk itu, kata Herman, kursi cawapres untuk pimpinan partainya tak lagi menjadi pertimbangan utama dalam menentukan arah koalisi.
“Demokrat lebih realistis lah lebih rasional gitu bahwa untuk persoalan cawapres tentu sudah menjadi pembicaraan jauh lebih awal di masing-masing koalisi,” kata Herman saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (12/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Herman berkata, pertimbangan Partai Demokrat untuk menentukan arah koalisi lebih di titik beratkan pada kesamaan nilai idealisme dan komitmen moral etiknya.
“Kan partai demokrat memiliki idealisme dengan 14 program perubahan ya, nah mana yang tentu ini bisa diterima dan bisa dielaborasi dengan program yang sudah ada dalam koalisi yang sudah ada saat ini,” ucap Herman.
Atas dasar itu, Herman menegaskan, pihaknya tak lagi akan ngotot mensyaratkan AHY menjadi cawapres dalam menentukan arah koalisi. Meski begitu, ia berkata, AHY akan siap dan bersedia bila diminta menjadi cawapres.
“Tidak memaksakan, tidak ya. Kecuali kalau diminta untuk menjadi cawapres oleh koalisi ya mas AHY sangat siap,” terang Herman.
Sekedar informasi, Partai Demokrat telah resmi mencabut dukungannya terhadap Bacapres Anies Baswedan dalam kontestasi Pilres 2024. Kepastian itu diambil setelah Majelis Tinggi Partai Demokrat menggelar rapat di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Jawa Barat.
“Setelah rapat dilakukan kemudian Majelis Tinggi Partai memutuskan sebagai berikut, yang pertama Partai Demokrat mencabut dukungan kepada saudara Anies Baswedan dalam Pilpres 2024,” kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng dalam konferensi pers di Cikeas, Jumat (1/9/2023).
Partai Demokrat juga dipastikan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Andi mengungkapkan keluarnya Demokrat dari KPP karena adanya pengingkaran komitmen di dalam koalisi tersebut.
“Yang kedua Partai Demokrat tidak lagi berada dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) karena telah terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan,” tuturnya.(hab)
Penulis : Hadits Abdillah
Editor : Hadits Abdillah