JAKARTA RAYA – Satu lagi grup musik baru yang siap meramaikan blantika musik tanah air yakni bernama Avalokiteshvara. Band yang beranggotakan Rito (gitar), Giox (bass), Reza (drum), dan Masmo (kibor) ini baru saja merilis single berjudul “Satu Dunia”.
Lagu “Satu Dunia” sendiri merupakan single lama dari band indie asal Jakarta yang dirilis pada tahun 2000 silam. Single perdana band yang namanya diambil dari nama sosok Dewi berkesenian ini, menjadi debut single dari Avalokiteshvara.
“Musik itu seharusnya terbuka… demokratis, siap menerima dan bersahabat dengan unsur dari genre lain… berkompromi dan toleran hingga menghasilkan paduan musik yang fresh…”. Kata-kata bijak dari seorang maestro jazz, Jack Lesmana ini, menurut kami cocok untuk menggambarkan lirik sekaligus musik yang diusung Avalokiteshvara di single mereka ini,” ungkap Avalokiteshvara dalam keterangannya rilisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perlu diketahu, para personel dari Avalokiteshvara latar belakang musik yang berbeda-beda. Giox yang tak lain bassist band legendaris Superglad; Rito yang sebelumnya dikenal sebagai gitaris/vokalis/komposer band stoner-rock bertajuk Suri. Sementara Reza adalah drummer band hardcore, No Front dan Masmo adalah seorang kibordis yang aktif bergaul di skena jamaican sound bersama Sentimental Moods dan Monkey Boots.
“Dari sini akhirnya kami berempat malah menghasilkan sebuah karya musik dengan warna yang fresh dan kekinian,” kata mereka.
Mengemas ulang hits era 90-an, di mana masing-masing personelnya terkait secara pribadi baik dengan lagu “Satu Dunia” dan bahkan dengan e band yang pertama kali merilisnya, Waiting Room. Lagu remake “Satu Dunia” ini bahkan menjadi sebuah tribute untuk band favorit mereka tersebut. Bahkan terkesan mereka sama sekali tak bernafsu memamerkan skill bermusik mereka, yang sebenarnya di atas rata-rata.
Begitulah sikap penghormatan mereka. Sifat terbuka dan bersahabat di antara mereka inilah yang membuat mereka sanggup mengemas ulang komposisi, aransemen, hingga cara bermain musik yang sesuai porsinya. Semua difokuskan untuk sebuah ‘kendaraan baru’ yang nyaman bagi barisan lirik di lagu tersebut. Sedangkan untuk posisi vokal, band ini dibantu oleh kolega lama mereka juga, Tanya Ditaputri (FLEUR!, Rattles).
Dalam sekejap, kita yang menyimak lirik Satu Dunia akan segera mengerti, siapa yang sebenarnya sedang dibicarakan Giox cs. Tentang sebuah keadaan yang sedang tidak baik-baik saja (‘… Percuma amarah dan emosi bicara… Di sini hanya ada mimpi tak kenal dunia..’), lalu mencoba mempengaruhi dan mengintimidasi (… Jangan coba keruhkan air yang kuselami… Persetan dengan dunia yang kau tau…). Begitu yang digambarkan lirik dalam lagu yang dikemas ulang begitu berbeda secara genre dan harmoni dari aslinya, tanpa menghilangkan esensi lagunya sendiri ini. Begitu catchy dan mengalir.
Tak ada dominasi teknik musik, semua begitu pas, sesuai porsi, walau sebenarnya banyak unsur-unsur teknis seperti harmoni dan lainnya yang tak bisa dibilang sederhana. Namun semua terdengar mengasyikkan, tak membuat audiens lagu ini mengerenyitkan dahi. Namun justru ikut larut dalam buaian harmoni musik dan emosi dalam lagu.
Terbukti ramuan di atas cukup manjur. Dan semoga juga mampu menciptakan efek tagih pada audiens pada musik-musik Avalokiteshvara selanjutnya. (sin)
Penulis : Muksin
Editor : Hadits Abdillah