JAKARTA RAYA – Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah bekerja sama dengan organisasi lokal Palestina Witness/Syahid, meluncurkan program inovatif pada bulan Juni 2024. Program tersebut bertajuk ‘Dialog Multikultural dan Peningkatan Kapasitas Palestina : Peace Building Lab, Menjadi Agen Perubahan’, disingkat ‘Palestine Peace Building Lab.’
“Inisiatif Perdamaian Palestina ini akan melengkapi berbagai bentuk bantuan nyata yang selama ini diberikan oleh Muhammadiyah untuk Palestina. Diantaranya bantuan kemanusiaan, tim medis darurat, beasiswa bagi pelajar Palestina di perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), dan program pengembangan masyarakat,” kata Sekretaris Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yayah Khisbiyah, Senin (27/5/2024).
Dia mengatakan bahwa semua upaya tersebut merupakan bentuk dukungan komprehensif Muhammadiyah terhadap upaya perdamaian kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Inisiatif Perdamaian Muhammadiyah untuk Palestina lanjutnya memfasilitasi kampanye/advokasi melalui penyampaian cerita, peningkatan kapasitas dialog multikultural non-kekerasan pemuda Palestina dan diplomasi perdamaian, dukungan psikososial untuk pemulihan trauma perang, dan pertukaran kunjungan untuk Palestina.
Adapun kegiatan ini akan berfokus pada hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan keadilan sosial ekonomi, serta Holy Land Trust yang bergerak di bidang non-kekerasan, perdamaian, dan peningkatan kesadaran sosial politik di Palestina, bersama dengan beberapa organisasi akar rumput yang dikoordinasikan oleh Witness Center.
“Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengadvokasi pemberdayaan dan inklusi pemuda sebagai katalis transformasi konflik, dan untuk memperkuat keamanan manusia bagi pengungsi dan korban perang, terutama dari Gaza. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan perdamaian yang dilakukan oleh berbagai mitra dan pemangku kepentingan demi masa depan kemerdekaan Palestina yang adil dan sejahtera,” katanya.
Adapun nantinya para peserta akan mendapatkan beberapa kegiatan sebagai berikut: Mengembangkan kapasitas pemuda dan perempuan dalam dialog multikultural tanpa kekerasan dan keterampilan diplomasi untuk penyelesaian konflik.
Meningkatkan kesadaran melalui media untuk memerangi ujaran kebencian, misinformasi, stereotip, dan diskriminasi. Penguatan ketahanan psikososial melalui konseling psikoedukasi pada pemulihan trauma perang.
Kemudian melakukan advokasi kebijakan melalui kampanye global untuk Gaza/Palestina. Kunjungan timbal balik antara Pimpinan Pusat dan delegasi multipihak Palestina ke Jakarta-Yogyakarta (Indonesia), dan ke Tepi Barat-Ramallah (Palestina).
“Penerima manfaat dari program ini antara lain adalah korban perang dan genosida Israel di Gaza, pengungsi Gaza, pemuda dan perempuan sebagai aktivis perubahan atau mereka yang terkena dampak konflik, serta penyandang disabilitas di wilayah utara Tepi Barat,” tuturnya. (hab)
Penulis : Hadits Abdillah
Editor : Hadits Abdillah