Senator Gus Hilmy : Ekspor Pasir Laut Sama dengan Menjual Tanah Air

Jumat, 20 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA RAYA – Senator Hilmy Muhammad, mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo yang membuka kembali keran izin ekspor pasir laut setelah dilarang sepanjang dua dasawarsa.

Kebijakan tersebut dipandang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan yang serius dan tidak ada keuntungan dalam jangka panjang.

Gus Hilmy, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa keputusan tersebut menunjukkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap keberlanjutan lingkungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Eksploitasi pasir laut dapat merusak terumbu karang dan habitat biota laut, yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat.

“Tidak ada keuntungan jangka panjang yang kita dapatkan dari kebijakan tersebut selain kerusakan lingkungan seperti merusak terumbu karang dan habitat biota laut,” ujarnya

Lebih lanjut anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menyampaikan ekspor pasir laut akan membuka peluang bagi negara lain memperluas jajahannya terhadap negara kita.

Baca Juga :  Panggil 5 Nahdliyin yang Temui Presiden Israel, Jika Bersalah Diberhentikan

“Siapa yang rugi di depan? Bisa berakhir dengan ancaman kedaulatan,” imbuhnya.

Gus Hilmy juga mempertanyakan alasan dibalik penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 Tahun 2024 dan Permendag Nomor 21 Tahun 2024, yang merupakan merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut, yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Mei 2023.

Menurut Gus Hilmy, Pemerintah mestinya membuka  data penelitian terkait seberapa parah akumulasi sedimentasi di Indonesia. Kalau yang dilihat hanya cuannya, Gus Hilmy menilai Pemerintah telah menjual tanah air.

“Data intelijen aja punya, masa data penelitian begini nggak punya. Pemerintah mestinya kan berpikir, bagaimana menawarkan wilayah kita untuk kerja sama saling menguntungkan guna perluasan kepentingan ekonomi negera tetangga. Tidak malah menjual tanah air kita ke sana!” ujar pria yang juga Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

Baca Juga :  KH Said Aqil Sebut Mahfud MD Dibanggakan Gus Dur

Kebijakan ini, menurut Gus Hilmy menambah daftar hitam pemerintahan Presiden Jokowi setelah serangkaian langkah politiknya yang asal tabrak.

“Kebijakan ini tidak memberi legacy yang baik dan justru menambah kesan buruk pemerintahan Jokowi, setelah sebelumnya banyak catatan terkait politik dan hukum. Sangat memprihatinkan karena justru kebijakan tidak populer ini ditetapkan di tikungan-tikungan akhir masa jabatan,” pungkas Gus Hilmy. (ali)

Berita Terkait

Esports Indonesia Semakin Mendunia, Budi Gunawan Dipercaya Kembali Pimpin PB ESI
Guru Besar FEB UI: Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Sudah Dirasakan Manfaatnya
Private Coaching AMANAH Besutan Presiden Jokowi, Eksklusif Bimbing Pemuda Jadi Pebisnis Berkelas
Merlynn Park Hotel Hadirkan “Pesona Batik Indonesia” dalam Peringatan Hari Batik Nasional 2024
Kasus Sidudasek, Barisan Pro Demokrasi Tuding Polisi Kerja Sama dengan Bromocorah
Akademisi UI Soroti Capaian Presiden Jokowi: Menembus Batas, Menghubungkan Negeri
Presiden Jokowi Buka Rakornas BAZNAS 2024 di IKN, Apresiasi Pengelolaan Zakat
Sarasehan Danpusterad-Media Massa: Peran Penting Jaga Integritas Informasi dan Ciptakan Situasi Kondusif
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 7 Oktober 2024 - 12:00 WIB

Esports Indonesia Semakin Mendunia, Budi Gunawan Dipercaya Kembali Pimpin PB ESI

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 13:00 WIB

Guru Besar FEB UI: Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Sudah Dirasakan Manfaatnya

Jumat, 4 Oktober 2024 - 15:44 WIB

Private Coaching AMANAH Besutan Presiden Jokowi, Eksklusif Bimbing Pemuda Jadi Pebisnis Berkelas

Jumat, 4 Oktober 2024 - 12:25 WIB

Merlynn Park Hotel Hadirkan “Pesona Batik Indonesia” dalam Peringatan Hari Batik Nasional 2024

Selasa, 1 Oktober 2024 - 09:10 WIB

Kasus Sidudasek, Barisan Pro Demokrasi Tuding Polisi Kerja Sama dengan Bromocorah

Berita Terbaru