JAKARTA RAYA-Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Pendeta Penrad Siagian menyoroti ketimpangan kekuatan antara masyarakat dan korporasi. Menurutnya, masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam aspek pengetahuan, jaringan, dan kuasa, sering kali kalah ketika berhadapan dengan perusahaan besar.
“Satu-satunya cara memenangkan perjuangan ini adalah membangun jaringan gerakan yang kuat. Perpindahan lokasi ibadah ini adalah bukti adanya relasi kuasa yang memaksa masyarakat berpindah lokasi ibadah. Ini relasi kuasa yang nyata!,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Penrad Siagian menegaskan perampasan tanah di wilayah Tano Batak bukan hal baru dan telah berlangsung sejak lama. Ia mengaku menyaksikan sendiri perjuangan masyarakat dalam menghadapi konflik agraria.
“Perampasan-perampasan tanah itu sudah sejak awal dilakukan, dan gerakan perlawanan ini saya saksikan sendiri karena saya bagian dari perjuangan itu. Karena itu, yang harus kita lakukan adalah membangun jejaring gerakan, sebab dalam konflik seperti ini rakyat selalu menjadi korban, ” katanya.
Penrad Siagian mengungkapkan keharuannya melihat perlawanan terhadap PT TPL kembali menguat dengan hadirnya berbagai pemimpin gereja, organisasi non-pemerintah (NGO), dan masyarakat sipil.
“Saya sangat bangga dan bahagia. Gerakan melawan PT TPL ini hidup kembali. Ini adalah kebangkitan baru perlawanan terhadap kezaliman yang sudah berlangsung puluhan tahun. Saya melihat harapan itu tumbuh kembali,” katanya saat menyaksikan acara ‘Merawat Alam Tano Batak’ di Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut) beberapa waktu lalu.
Senator asal Sumatera Utara itu komitmennya untuk membawa persoalan ini ke tingkat nasional. Pemerintah harus transparan terkait konsesi PT TPL karena banyak desa tiba-tiba diklaim masuk dalam wilayah konsesi tanpa kejelasan batasnya.
“Saya sudah meminta kepada pemerintah agar transparan soal konsesi ini. Kita tidak tahu batas-batasnya. Tiba-tiba satu desa dianggap bagian dari konsesi. Ini harus dihitung ulang agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan