JAKARTA RAYA – Di tengah tantangan perubahan iklim dan isu lingkungan, praktik pertanian organik semakin menjadi sorotan. Salah satu tokoh yang berhasil membuktikan bahwa pertanian organik memiliki masa depan cerah adalah Yosep Permana, seorang pemuda asal Pandeglang, Banten.
Yosep kini dikenal sebagai sosok di balik pengembangan pertanian organik di Nara Kupu Village, Depok. Nara Kupu Village merupakan kawasan yang menjadi pusat edukasi sekaligus praktik langsung pertanian berkelanjutan milik pengusaha muda Rayhan Christian Siego.
Yosep Permana tumbuh di lingkungan pedesaan yang kental dengan tradisi pertanian. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan kehidupan di sawah dan kebun. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menyadari dampak negatif dari pertanian konvensional yang sering kali menggunakan pestisida kimia dan pupuk sintetis. Kondisi tanah yang semakin menurun kualitasnya, kerusakan lingkungan, dan ancaman terhadap kesehatan masyarakat membuat Yosep mencari cara yang lebih ramah lingkungan untuk bercocok tanam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya ingin berkontribusi dalam pertanian berkelanjutan ketika memperdalam pengetahuan tentang pertanian organik. Saya banyak belajar semenjak menempuh pendidikan di SMK Pertanian Serang, Polbangtan Bogor. Selain itu, saya belajar dari para petani organik di berbagai daerah. Saya mempelajari teknik-teknik alami dalam menjaga kesuburan tanah dan mengendalikan hama tanpa bahan kimia berbahaya,” terang Yosep ketika dihubungi pada Selasa (26/11).
Perjalanan Yosep menemukan puncaknya ketika ia berkolaborasi dengan pengusaha Fransiscus Go dan pengusaha muda Rayhan Cristian Siego di Jakarta untuk mengembangkan Nara Kupu Village. Nara Kupu Village dirancang untuk menjadi pusat pertanian organik sekaligus ekowisata. Di sini, Yosep menerapkan berbagai metode pertanian organik, seperti penggunaan pupuk kompos, ternak ayam, rusa, penanaman beragam jenis tanaman untuk menjaga keseimbangan ekosistem, dan mengandalkan musuh alami untuk pengendalian hama.
“Nara Kupu Village tidak hanya bebas dari bahan kimia, tetapi juga memiliki kualitas yang lebih baik. Masyarakat sekitar pun mulai melihat manfaat dari pertanian organik, baik dari segi kesehatan maupun kelestarian lingkungan. Selain itu, saya juga berkomitmen untuk membagikan pengetahuan kepada petani lokal, mengajak mereka untuk beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan,” tambah Yosep.
Yosep membuka peluang bagi masyarakat untuk belajar langsung tentang pertanian organik, melalui workshop, tur edukasi, dan program magang. Wisatawan dapat melihat proses pertanian organik dari dekat, mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga panen.
Dengan konsep ekowisata ini, Yosep tidak hanya memperkenalkan pentingnya pertanian berkelanjutan kepada masyarakat luas, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian lokal. Para pengunjung yang datang ke Nara Kupu Village dapat membeli produk organik langsung dari petani sehingga kesejahteraan petani setempat pun terangkat.
Meski banyak pencapaian yang telah diraih, Yosep mengakui bahwa perjalanan menuju keberhasilan ini tidaklah mudah. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah mengubah pola pikir petani yang sudah terbiasa dengan metode konvensional. Namun, dengan pendekatan inklusif dan bukti nyata dari hasil pertanian organik yang lebih baik, Yosep perlahan berhasil mengajak lebih banyak petani untuk bergabung dalam gerakan ini.
“Melalui Nara Kupu Village, saya berharap bisa terus menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam pertanian berkelanjutan. Saya juga bermimpi agar pertanian organik di Indonesia bisa semakin berkembang, tidak hanya sebagai solusi lingkungan, tetapi juga sebagai model pertanian yang menguntungkan secara ekonomi dan sosial,” pungkas Yosep.
Dengan dedikasi dan semangat yang tak pernah padam, Yosep Permana dan Rayhan Cristian Siego kini menjadi contoh nyata generasi muda yang memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian alam sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. (hab)
Penulis : Hadits Abdillah
Editor : Hadits Abdillah