JAKARTA RAYA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mempercepat operasionalisasi 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih yang resmi dibentuk pada Juli 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengembalikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33.

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan bahwa pengoperasian Kopdes/Kel Merah Putih merupakan upaya nyata pemerintah di era Presiden Prabowo Subianto untuk membenahi arah pembangunan ekonomi agar kembali pada prinsip kekeluargaan dan gotong royong.

“Pemerintahan di era Presiden Prabowo ingin membenarkan arah pembangunan ekonomi yang selama ini dirasakan orientasinya sudah meninggalkan cita-cita pendiri republik,” kata Ferry dalam keynote speech Wisuda ke-9 Universitas Ary Ginanjar (UAG) di Jakarta, Rabu (10/9).

Menurut Ferry, ketergantungan terhadap mekanisme pasar bebas dalam beberapa dekade terakhir membuat kelompok besar semakin dominan, sementara pelaku kecil makin terpinggirkan. Kehadiran 80.000 Kopdes diharapkan menjadi jalan pintas untuk mengurangi dominasi swasta maupun BUMN dalam perekonomian.

“Kalau mekanisme pasar tidak diatur negara, akibatnya yang besar menguasai sektor penting rakyat. Masyarakat kecil akan semakin tersingkir,” ujarnya.

Program Kopdes/Kel Merah Putih juga dirancang untuk menjawab masalah klasik pedesaan, mulai dari jeratan rentenir, pinjaman online, hingga keterbatasan akses barang pokok dan layanan kesehatan. Ferry menekankan pentingnya keterlibatan anak muda terdidik sebagai pengelola koperasi desa.

“Dengan beroperasinya Kopdes ini, tentu akan butuh manajer dari kalangan muda, termasuk lulusan UAG. Di situlah pengabdian kaum terpelajar diuji,” jelasnya.

Kemenkop saat ini telah menggandeng forum rektor dan berbagai perguruan tinggi untuk memperkuat kelembagaan, SDM, serta riset berbasis masyarakat dalam mendukung Kopdes. Selain itu, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga mulai diterapkan.

“Pengurus koperasi dianalisis dengan AI untuk mengetahui siapa yang cocok di keuangan, perdagangan, dan bidang lainnya. Ini lebih presisi dan murah,” tambah Ferry.

Untuk pendanaan awal, pemerintah telah menyiapkan anggaran hingga Rp16 triliun melalui Saldo Anggaran Lebih (SAL) sesuai PMK Nomor 63 Tahun 2025. Dana ini akan digunakan mendukung penyusunan proposal bisnis Kopdes agar bisa bekerja sama dengan Bank Himbara maupun mitra lainnya.

Dengan sinergi lintas pihak, Ferry optimistis koperasi mampu kembali menjadi pilar utama ekonomi nasional. “Mudah-mudahan Kopdes bisa mengembalikan kejayaan Indonesia sehingga tahun 2045 kita mencapai Visi Indonesia Emas,” tegasnya. (eng)