JAKARTA RAYA – Kriminolog sekaligus Konsultan Lentera Anak Indonesia Reza Indragiri menilai, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenakalan di dunia anak. Salah satunya, yakni status sosial hingga rokok.
Hal tersebut dikatakan Reza dalam diskusi Polemik Trijaya bertajuk “lingkaran setan perundungan dan kekerasan anak” pada Sabtu (30/9/2023).
“Psikologi forensik ada keyakinan ada 3 biang kerok kenapa kemudian anak-anak berperilaku nakal, menjadi badung, perundungan saya anggap sebagai bentuk kenakalan,” ujar Reza dalam diskusi Polemik Trijaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Biang kerok pertama, kata Reza, adalah didikan orangtua. Sehingga, pola asuh yang buruk akan berpengaruh terhadap kelakuan anak saat tumbuh remaja.
“Apa itu 3 biang kerok pertama? Keluarga atau rumah tangga yang morat-marit, bisa diterjemahkan dengan keluarga yang bercerai,” imbuhnya.
“Peran pengasuh yang tidak efektif, jadi anggap saja keluarganya tidak bercerai, tapi pengasuhannya tidak berjalan efektif, karena ada kemungkinannya sebalikannya, keluarga bercerai, tapi pengasuhannya lebih efektif karena terhindar dari konflik dan seterusnya,” sambungnya.
Kedua, kata Reza, kemiskinan masuk dalam salah satu indikator kenakalan di dunia anak. Meskipun, hal tersebut tidak bisa dikatakan absolute merepresentasikan stigma miskin dan kriminalitas.
“Kita juga harus hati-hati jangan sampai muncul labeling atau stigma kalau ahli neraka adalah isinya orang miskin semua, kan tidak seperti itu, juga sebaliknya, semakin hartawan seseorang semakin tentram hidup anaknya, kan tidak begitu,” paparnya.
“Tapi paling tidak ada sebuah data tentang korelasi, bukan sebab akibat, data yang berintinya tingkat Kemiskinan dengan tingkat deliquency,” tambahnya.
Terakhir, kata Reza, yakni terkait obat-obatan maupun barang-barang haram yang kerap dikonsumsi anak. “Yang ketiga adalah miras, saya bentangkan dulu, miras dan rokok dan narkoba,” tuturnya.
Tak hanya itu, kata Reza, terdapat faktor lain yang membuat perubahan perilaku pada anak. Salah satunya gawai dan media sosial.
“Anak tidak bersentuhan dengan narkoba, miras dan rokok, keluarganya tampak biasa biasa saja tetapi ternyata anak mengalami delinquency karena terinspirasi dari gawai mereka miliki,” pungkasnya.(hab)