Perbedaan Penyakit Jantung Anak dan Orang Dewasa, Simak Penjelasannya!

Selasa, 19 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perbedaan penyakit jantung pada anak dan orang dewasa

Perbedaan penyakit jantung pada anak dan orang dewasa

JAKARTA RAYA – Perbedaan penyakit jantung anak dan orang dewasa, tidak diketahui semua masyarakat. adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi berbagai kelompok usia, termasuk orang dewasa bahkan bayi yang ada dalam kandungan bisa mengidap penyakit jantung.

Perbedaan penyakit jantung anak dan orang dewasa

Meskipun ada beberapa persamaan dalam gejala dan tanda-tandanya, terdapat perbedaan penting antara penyakit jantung anak dan penyakit jantung dewasa.

“Penyakit jantung pada orang dewasa adalah penyakit jantung yang didapat karena serangan jantung atau penyakit koroner. Sedangkan penyakit jantung pada anak terjadi sejak kehamilan. Jadi, ada defek pada struktur jantung seperti kebocoran jantung,” ujar dr. Anisa Rahmadhany, Sp.A (K), saat ditemui di iNews Tower, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2023).

Disamping itu dr. Anisa juga menjelaskan bahwa penyakit jantung pada orang dewasa juga diakibatkan karena gaya hidup yang tidak sehat.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya jantung bawaan, atau sejak saat bayi berada dalam kandungan biasanya dapat diperiksakan dengan alat yang disebut USG jantung janin atau fetal echocardiography.

“Jadi ketika kontrol rutin, dokter kandungan itu bisa deteksi. Yang idealnya ini bisa diperiksa pada usia 18 minggu sampai 30 minggu karena janinnya tidak terlalu kecil atau besar juga, sehingga optimal kita bisa evaluasi,” tambah dr. Anisa.

Baca Juga :  Gejala Umum Penyakit Jantung Bawaan pada Anak, Patut Diwaspadai Orangtua

Meskipun penyakit jantung bawaan tidak dapat disembuhkan, menurut dr. Anisa hal tersebut bisa dioptimalkan saat persalinan di tempat dengan fasilitas yang lengkap sehingga jika terjadi kegawatdaruratan yang memerlukan tata laksana segara.

“Memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita bisa merencanakan persalinannya dengan optimal,” pungkas dr. Anisa.(hab)

Penulis : Hadits Abdillah

Editor : Hadits Abdillah

Berita Terkait

Ketua Fraksi PKS: Revisi UU Kesehatan, Liberalisasi dalam Dunia Kesehatan
KTKI-Perjuangan Desak Menpan RB dan Kepala BKN Beri Sanksi Terkait Dugaan Rangkap Jabatan Dirut RSCM dan Ketua KKI Eks Dirjen Nakes yang Non PNS Aktif
Lapor Presiden Prabowo usai ke Mas Wapres, KTKI Perjuangan Adukan Penyalahgunaan Kekuasaan Budi Gunadi atas Terbitnya Keppres KKI
DLH DKI Pantau Kualitas Udara Jakarta dari 31 SPKU
KTKI Laporkan Dugaan Maladministrasi ke ‘Lapor Mas Wapres’, Tuntut Pembatalan PMK 12/2024 dan Keppres 69/M/2024
Hari Kesehatan 2024: Elegi untuk Sang Mantan, Tuntutan keadilan KTKI-Perjuangan pada Presiden Prabowo
BPJS Kesehatan Akan Menaikkan Iuran pada 2025
Sustainability dan Pengelolaan Limbah B3, Kolaborasi Strategis untuk Solusi Limbah B3 Berkelanjutan
Berita ini 76 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 10:17 WIB

Ketua Fraksi PKS: Revisi UU Kesehatan, Liberalisasi dalam Dunia Kesehatan

Kamis, 21 November 2024 - 16:25 WIB

KTKI-Perjuangan Desak Menpan RB dan Kepala BKN Beri Sanksi Terkait Dugaan Rangkap Jabatan Dirut RSCM dan Ketua KKI Eks Dirjen Nakes yang Non PNS Aktif

Rabu, 20 November 2024 - 12:22 WIB

Lapor Presiden Prabowo usai ke Mas Wapres, KTKI Perjuangan Adukan Penyalahgunaan Kekuasaan Budi Gunadi atas Terbitnya Keppres KKI

Rabu, 20 November 2024 - 09:08 WIB

DLH DKI Pantau Kualitas Udara Jakarta dari 31 SPKU

Sabtu, 16 November 2024 - 11:24 WIB

KTKI Laporkan Dugaan Maladministrasi ke ‘Lapor Mas Wapres’, Tuntut Pembatalan PMK 12/2024 dan Keppres 69/M/2024

Berita Terbaru

ekonomi

Ramai-ramai Menolak PPN 12%

Rabu, 4 Des 2024 - 11:01 WIB