JAKARTA RAYA – Gejala umum penyakit jantung bawaan pada anak, harus diketahui para orangtua. Penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease merupakan kelain pada struktur dan fungsi jantung yang telah ada sejak lahir.
Gejala umum penyakit jantung bawaan pada anak
Menurut dokter spesialis dan Konsultan Jantung Anak, dr. Anisa Rahmadhany, Sp.A (K) selain PJB adapun jenis penyakit jantung didapat dari anak yang disebabkan oleh infeksi atau penyakit lain.
“Mendapatkan obat-obatan kemotrapi bisa mempengaruhu fungsi jantung. Penyakit seperti lupus juga mempengaruhi fungsi jantung, bahkan status gizi yang buruk juga berpengaruh,” jelas dr. Anisa, Selasa (19/8/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun beberapa gejala umum terjadinya PJB yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. “Mudah lelah, kalau pada bayi mudah lelah dalam aktivitas menyusu jadi terputus-putus. Akibatnya nutrisi tidak adekuat, status gizi akan terpengaruh jadi gagal tumbuh, bahkan gizi buruk,” katanya.
Gejala kedua adalah kebiruan atau sianosis yang paling mudah dilihat di bibir dan lidah. Namun, jika sudah berkelanjutan bisa dilihat pada kuku tangan atau kaki dan bentukkan menyerupai pemukul drum atau kerap disebut ‘clubbing finger’.
Sedangkan yang ketiga adalah tanpa gejala. Namun, saat diperiksa dokter mendengar bising jantung yang terdengar dengan stetoskop. Jika didapati anak mengidap PJB maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah mengoptimalkan potensi anak. Mulai dari nutrisi, imunisasi supaya tidak mudah infeksi, obat-obatan yang diberi dokter tetap dikonsumsi.
“Intinya sih seperti mengasuh anak yang sehat. Nutrisinya harus dipenuhi, kemudian imunisasi harus dilengkapi, selain itu juga stimulasi tumbuh kembang supaya dia siap untuk tindakan dan perkembangannya di masa depan tidak kalah dengan anak sehat lainnya,” papar dr. Anisa.
Menurut dr. Anisa yang penting dan tidak boleh adalah menunda untuk tindakan. Karena hal tersebut dapat memperburuk kondisi penyakit dan meyebabkan adanya komplikasi.
“Terkadang orangtua takut, harus operasi. Padahal kalau dilakukan pada saat yang optimal itu akan baik. Daripada ditunda-tunda, nanti akibatnya sudah terlambat dan ada komplikasi tidak bisa dilakukan tindakan operasi,” pungkas dr. Anisa.(hab)
Penulis : Hadits Abdillah
Editor : Hadits Abdillah