Pernahkan Anda Alami Dejavu? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Selasa, 19 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pernahkah Anda alami Dejavu

Pernahkah Anda alami Dejavu

JAKARTA RAYA – Semua orang mungkin pernah mengalami Dejavu. Beberapa orang menganggap bahwa ini merupakan fenomena supernatural yang berkaitan dengan hal-hal atau ilmu-ilmu ghaib.

Tapi faktanya, ada penjelasan ilmiah mengenai fenomena yang berasal dari bahasa Prancis, yang artinya “sudah pernah melihat” ini. Para ahli menyebut Dejavu ada hubungannya dengan area di tengah otak yang disebut talamus.

Sebagaimana dihimpun dari DW, Selasa (19/9/2023), profesor neurologi di Georgetown University di Washington D.C, James J Giordano mengatakan bahwa otak pada dasarnya bekerja seperti mesin ruang dan waktu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Otak mengambil sesuatu di masa kini dan menghubungkannya dengan sesuatu yang mirip atau berbeda di masa lalu. Dari sini, otak mungkin menyampurtkan sinyal-sinyal tersebut hingga terjadilah Dejavu.

“Semua informasi seperti pendengaran, rasa, sentuhan, dan lain sebagainya. harus melewati talamus ke korteks serebral otak (lapisan terluar) untuk interpretasi dan pemrosesan lebih lanjut,” kata Giordano menjelaskan.

Baca Juga :  Promosikan Pencetakan Ramah Lingkungan, Epson Gandeng Desainer Indonesia di Jakarta Fashion Week 2024

“Dan jika kecepatan interaksi itu sedikit berbeda, kita akan merasa seolah-olah kita mengalami masa kini, seolah-olah kita mengingatnya. Jadi apa yang dilakukan otak kita benar-benar membingungkan masa kini dengan masa lalu,” tambahnya.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah menghasilkan berbagai teori tentang mengapa dan bagaimana hal itu terjadi. Salah satu teori populer dari perspektif neurologis adalah pemrosesan ganda, di mana informasi disimpan dan diambil kembali melalui berbagai proses di otak.

Misalnya, saat sedang duduk di ruang tamu kemudian bau masakan tercium, dan kita melihat hewan peliharaan meringkuk di sofa. Semua sensasi ini bertambah selama pemrosesan dan ditafsirkan sebagai satu peristiwa.

Menurut teori pemrosesan ganda, ketika ada sedikit penundaan di otak saat memproses salah satu input ini, otak akan menafsirkan pengalaman tersebut sebagai dua peristiwa terpisah, memberi perasaan keakraban.

Baca Juga :  Epson Rilis Printer SureColor F2230, Solusi DTG yang Ringkas

Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa stres bisa menjadi faktor penyebab Dejavu. Saat sedang strea otak jadi lelah. Jadi yang bisa terjadi adalah pola aktivitas otak sedikit berubah dalam memproses kejadian.

Selain faktor stres, para peneliti juga mengatakan bahwa orang yang berpendidikan tinggi cenderung lebih sering mengalami Dejavu daripada orang yang kurang berpendidikan.

Meski begitu, Giordano menegaskan bahwa Dejavu merupakan hal normal dan bukan sebagai tanda otak tidak sehat. Dejavu terjadi pada orang sehat dan paling sering terjadi antara usia 15 dan 25 tahun.

Tapi dengan catatan, Dejavu terjadi tidak lebih dari beberapa kali dalam sebulan dan jika Dejavu tidak berkaitan dengan hilangnya kesadaran, atau keadaan seperti mimpi yang tidak normalm kalau ini terjadi, disarankan untuk mencari pertolongan medis.(hab)

Penulis : Hadits Abdillah

Editor : Hadits Abdillah

Berita Terkait

Epson Raih Penghargaan Good Design Awards 2024 untuk Lima Printer dan Meja Portabel Auto Color Chart Reading
JMSI dan Wamen Kominfo Diskusikan Ancaman Teknologi AI
Airin-Ade Rancang Program Nelayan dengan Dukungan Teknologi Kelautan
Epson Luncurkan Proyektor Karya Anak Bangsa dengan Kualitas Tinggi dan TKDN Tertinggi hingga 53 Persen
Kolaborasi Museum Nasional Indonesia dan Epson Indonesia Hadirkan Pengalaman Visual Baru dalam Pembukaan Kembali Museum
Epson Luncurkan Rangkaian Printer SureColor Terbaru di Indonesia, Ini Spesifikasinya
Gambar Fantastis Gunung Bromo Menang Penghargaan Fotografer Terbaik Asia Tenggara di The Pano Awards
Sewa Jaringan Listrik di RUU EBET, Liberalisasi Terselubung Ala Pemerintah
Berita ini 45 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 27 November 2024 - 08:25 WIB

Epson Raih Penghargaan Good Design Awards 2024 untuk Lima Printer dan Meja Portabel Auto Color Chart Reading

Rabu, 20 November 2024 - 08:59 WIB

JMSI dan Wamen Kominfo Diskusikan Ancaman Teknologi AI

Selasa, 19 November 2024 - 10:00 WIB

Airin-Ade Rancang Program Nelayan dengan Dukungan Teknologi Kelautan

Senin, 21 Oktober 2024 - 16:25 WIB

Epson Luncurkan Proyektor Karya Anak Bangsa dengan Kualitas Tinggi dan TKDN Tertinggi hingga 53 Persen

Kamis, 17 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Kolaborasi Museum Nasional Indonesia dan Epson Indonesia Hadirkan Pengalaman Visual Baru dalam Pembukaan Kembali Museum

Berita Terbaru

Pemerintahan

Menaker Buka Kick Off Quick Wins Pelatihan Vokasi di BBPVP Serang

Selasa, 3 Des 2024 - 11:23 WIB