JAKARTA RAYA, Depok – Di saat banyak sekolah masih berkutat pada urusan administratif, SMK Budi Utomo Depok melangkah lebih jauh. Bagi siswa-siswi yang telah lulus tapi belum mampu melunasi SPP dan tak bisa mengambil ijazah, sekolah justru mencarikan pekerjaan, bahkan hingga ke luar negeri.

“Inisiatif ini kami mulai sejak 2021,” ujar Kepala SMK Budi Utomo, Lakas Budi, saat ditemui di Depok, Kamis (8/5/2025). “Murid yang lulus tapi tidak bisa ambil ijazah karena kendala biaya, kami bantu carikan kerja. Mereka bisa mencicil pelunasan biaya sekolah dari gaji mereka.”

Langkah ini bukan sekadar wacana. Dalam kurun empat tahun terakhir, sejumlah alumni SMK Budi Utomo telah diberangkatkan ke berbagai negara seperti Jepang dan Amerika, bekerja di sektor pertanian, manufaktur, pabrik, hingga homecare. Bahkan ada yang kini bekerja sebagai kru kapal pesiar dengan pendapatan hingga belasan juta rupiah per bulan.

Gaji Rp17 Juta, Bayar Ijazah Bisa Dicicil

Salah satu lulusan bahkan dikabarkan memperoleh gaji sebesar Rp17 juta saat bekerja di Jepang. “Semuanya resmi dan di bawah pengawasan Disnaker Pemkot Depok, LPK, serta perusahaan mitra kami,” jelas Lakas. “Kami tidak ingin siswa kehilangan masa depannya hanya karena belum bisa bayar sekolah.”

Skema ini memang unik: alih-alih menahan ijazah sebagai bentuk tekanan, sekolah justru mencarikan jalan keluar. “Ijazah bisa diambil dengan cara mencicil dari gaji, tidak harus lunas di awal,” tambahnya.

Jalin Kemitraan dengan 24 Perusahaan

Tahun 2024, SMK Budi Utomo berhasil menjalin kemitraan dengan 24 perusahaan dalam dan luar negeri. Rekrutmen dilakukan setiap bulan Juni, bertepatan dengan kelulusan siswa. “Kalau siswa saya 100 orang, dan dari tiap perusahaan bisa menampung satu atau dua murid, itu artinya setengah dari lulusan sudah terserap kerja langsung,” tutur Lakas.

Namun ia mengakui, peluang kerja tetap bergantung pada kesiapan dan kemauan siswa. “Kami hanya membuka jalur, tapi semuanya kembali ke anaknya masing-masing.”

Kapal Pesiar dan Biaya Talangan Rp65 Juta

Tahun ini, salah satu lulusan bahkan diterima bekerja di kapal pesiar Amerika dengan biaya talangan sebesar Rp65 juta yang seluruhnya ditanggung melalui skema kerja sama.

“Inilah yang kami sebut solusi. Karena pada dasarnya pendidikan bukan hanya soal ijazah, tapi bagaimana siswa bisa punya masa depan yang lebih baik,” tandas Lakas. (ema)