JAKARTA RAYA |
Dalam menentukan menu makan untuk program bergizi gratis (MBG) yang masih dalam tahap uji coba, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan sejumlah hal termasuk preferensi anak.
“Pertimbangan harga menu, rasa masakan dan kesukaan tentu menjadi pertimbangan sehingga anak-anak menghabiskan satu porsi menu makanan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati di Jakarta, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eliawati mengatakan pertimbangan lainnya, yakni kisaran harga per menu termasuk biaya atau ongkos kirim, biaya masak dan pengemasan.
Adapun terkait memasukkan atau tidak susu ikan ke dalam menu program MBG, menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI masih menunggu pedoman umum dari pemerintah pusat.
Susu ikan beberapa waktu lalu menjadi pembahasan sejumlah pihak termasuk para dokter, seiring pendapat bahwa hidangan ini dapat menggantikan susu sapi dalam program susu gratis oleh Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Sambil menunggu pedoman umum dari Pemerintah Pusat, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan uji coba terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG),” kata Eliawati.
Dia kemudian menuturkan, selama masa uji coba MBG, menu yang disajikan selalu berbeda, dengan mempertimbangkan survei sederhana yang melibatkan siswa, serta kandungan kalori suatu makanan.
Adapun uji coba program MBG dilaksanakan d?menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, yaitu Perumda Dharma Jaya, PAM Jaya, Bank DKI dan PT Pembangunan Jaya Ancol.
Dalam pelaksanaannya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan menentukan sekolah yang menjadi lokasi pelaksanaan uji coba.
Selain itu, Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) juga dilibatkan dalam memilih menu makanan untuk uji coba program makan bergizi gratis (MBG) bagi peserta didik di Jakarta.(JR)