JAKARTA RAYA  –  Meski dikenal sebagai ahli terapi pengobatan alternatif berjulukan Telapak Petir, Sutejo juga dikenal sebagai musisi yang andal. Bahkan Sutejo sudah menciptakan ratusan lagu. Uniknya, lagu-lagu yang diciptakannya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari saat membantu sesama di Padepokan Telapak Petir miliknya. 

Sutejo mengatakan, bahwa cita-citanya sejak adalah adalah menjadi penyanyi. Sedangkan pengobatan adalah panggilan hati untuk menolong sesama yang juga diwariskan oleh orang tua dan leluhurnya. 

“Ya saya sebenarnya sejak kecil ingin menjadi penyanyi. Sedangkan di bidang pengobatan merupakan panggilan hati untuk menolong sesama yang juga diwariskan oleh orang tua dan leluhur saya ” ucap Tejo, ketika ditemui di Padepokan Telapak Petir. Kamis (4/4/2024).

Sutejo pun menjelaskan bahwa lagu-lagu karya diciptakan saat sedang menangani pasien yang sedang berobat kepadanya.

“Ya alhamdulillah bisa ketemu aja gitu. Alhamdulillah sekarang ini sudah ada 69 lagu. Mudah-mudahan bisa menghibur dan lagu ini kami berikan gratis,” ucapnya.

Di kesempatan itu,Sutejo juga mengatakan, bahwa dirinya sempat ingin menutup tempat pengobatannya. Namun, lantaran masih banyak masyarakat yang meminta pertolongan darinya, dirinya pun memutuskan membuka kembali pengobatan Telapak Petir.

“Saya pikir-pikir, ya udahlah saya dedikasikan hidup saya untuk menolong sesama. Jika saya masih kuat, masih mampu untuk menolong, saya akan lanjutkan pengobatan ini. Kalau masih dipercaya masyarakat akan saya lanjutkan,” ucapnya. 

Saat ini, kata Sutejo, sudah banyak pasien yang sembuh di tangan Sutejo, mulai dari Menteri, anggota DPR RI, dokter hingga masyarakat luar pulau. Dirinya pun merekrut sekitar 60 orang asisten untuk membantunya. 

“Saya mendoakan para pasien yang saya tangani selama ini  dapat diberikan kesembuhan, sehingga semua menjadi  berkah, dalam pengertian kita mempunyai apa pun bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,” katanya.

Ia mengemukakan bahwa manusia itu tidak bisa lepas dari belenggu sang pencipta, untuk itu manusia harus terus berupaya, berusaha dan ikhtiar untuk memperoleh kesehatan dan kesembuhan. 

“Membantu  dan menolong sesama  adalah panggilan hati sehingga esensi dari seni adalah keindahan, sedangkan setiap orang memiliki kepekaan dan rasa seni untuk dijalaninya,” ungkap Sutejo.(eng)