JAKARTA RAYA |
Terkait upaya mengatasi masalah penyebaran penyakit demam berdarah, Dinas Kesehatan dalam sepekan ini diminta masif menggencarkan sosialisasi tentang teknologi nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia kepada warga Jakarta.
Demikian ditegaskan Wakil Ketua Sementara DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak di Jakarta kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sosialisasi, sambung Jhonny, diperlukan agar warga Jakarta mengetahui dampak positif program uji coba oleh Pemprov DKI pada 27 September 2024, di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat.
“Penting sosialisasi, supaya tidak menimbulkan huru hara. Warga harus tahu teknologi ini, agar tidak ada kekhawatiran,” ujar Jhonny, kemarin.
Menurut dia, warga harus teredukasi tentang program yang digadang-gadang terbukti dapat menurunkan kasus demam berdarah dengue (DBD), Chikungunya, dan Zika.
“Sosialisasi bisa dilakukan oleh perwakilan masyarakat yang melibatkan RW, Puskesmas, petugas Posyandu, Dasawisma untuk menjelaskan. Sepekan ini harus masif sosialisasinya,” tutur Jhonny.
Ia mendukung penggunaan teknologi nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia. Harapannya bisa menjadi solusi penanganan penyakit.
“Apalagi, persoalan tentang DBD belum selesai sampai saat ini. Kalau ada satu teknologi baru yang bisa menuntaskan itu, kita pasti sangat mendukung,” ungkap Jhonny.
Data Dinas Kesehatan, Wolbachia merupakan bakteri alami pada 60 persen serangga. Bakteri tersebut tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain. Artinya, tidak akan menyebabkan manusia sakit.
Wolbachia hidup dalam sel serangga dan dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui telur.
Cara kerja teknologi Aedes Aegypti Wolbachia yakni, Bakteri Wolbachia disuntikan ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti.
Dengan begitu, nyamuk jantan Wolbachia kawin dengan nyamuk betina, maka telur tidak menetas. Nyamuk jantan kawin dengan nyamuk betina ber-Wolbachia, maka telur menetas ber-Wolbachia.
Nyamuk jantan Wolbachia kawin dengan nyamuk betina ber-Wolbachia, maka telur menetas ber-Wolbachia.
Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue. Sehingga dapat mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular demam berdarah.
Pertambahan bakteri atau virus terjadi melalui mekanisme kompetisi mendapatkan makanan antar virus dengue dan bakteri Wolbachia dalam tubuh nyamuk.
Sebab, semakin sedikit mendapatkan suplai makanan, maka sulit virus dengue berkembang biak (replikasi).
Bahkan, studi kelayakan pelaksanaan teknologi Wolbachia telah dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2022 dan hasilnya bisa menurunkan 77 persen kasus demam berdarah dan 86 persen kasus perawatan di rumah sakit.(JR)