JAKARTA RAYA – Gibran Rakabuming Raka secara resmi telah menjadi Bakal Calon Wakil Presiden (Bacapres) dari Prabowo Subianto yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN.
Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka merupakan kader PDIP yang tidak tergabung dalam KIM. Anehnya, hingga saat ini, status Gibran belum diberhentikan di PDIP. Sementara itu, PDIP sendiri mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai bacapres dan bacawapres bersama partai koalisi PPP, Hanura dan Perindo.
Tersiar kabar, PDIP sengaja belum memecat Gibran lantaran merupakan bagian dari strategi bermain ‘dua kaki’. Menanggapi hal ini, Ketua DPP PDI-Perjuangan, Ahmad Basarah membantahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Ahmad Basarah, Megawati Soekarnoputri masih menghormati Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI. Bahkan Megawati, kata Basarah, melarang para kader partai untuk menjatuhkan kewibawaan Presiden Jokowi.
Bagi Basarah, Megawati masih memegang teguh prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berpolitik. Salah satunya, masih menganut sistem demokrasi dan hukum
“Maka dalam konteks berdemokrasi dan berhukum itu ibu Mega membedakan antara masalah partai politik dan masalah kenegaraan,” tutur Basarah saat jumpa pers di Medcen TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Minggu (12/11/2023).
Bahkan, kata Basarah, Megawati masih memposisikan Jokowi sebagai Presiden RI yang memegang kekuasaan pemerintahan negara. Untuk itu, ia berkata, Megawati melarang para kader menyerang kewibawaan Presiden Jokowi.
“Maka sampai detik ini Bu Mega menghormati Pak Jokowi sebagai Presiden RI dan melarang kader-kader PDIP siapapun dia untuk melakukan tindakan-tindakan, perkataan-perkataan, ucapan-ucapan yang menyerang kewibawaan Pak Jokowi sebagai seorang Presiden. Itu tegas,” ucap Basarah.
“Bahkan teman-teman tahu bagaimana Bu Mega sambil menangis membela Pak Jokowi ketika ada warga Indonesia yang mencaci maki Pak Jokowi dengan perkataan yang tidak patut didengar rakyat Indonesia sendiri. Dan Bu Mega konsisten terhadap itu,” tambahnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang mengatakan, bisa jadi PDIP juga sedang bermain dua kaki, sebab Gibran masih berstatus kader PDIP.
“Membiarkan Gibran Rakabuming Raka menjadi bacawapresnya Prabowo, maka dapat diduga bahwa bukan saja Jokowi yang main dua kali, tetapi boleh jadi PDIP juga sedang bermain dua kaki,” tuturnya.
Dalam hitungan politik, dua pasangan calon yang didalamnya ada kader PDIP, jika salah satunya menang, apakah Ganjar atau Prabowo, maka akan menguntungkan PDIP.
“Jika PDIP membuang peluang Gibran dan hanya fokus pada Ganjar, maka PDIP akan kehilangan kesempatan berkuasa jika yang menang bukan Ganjar dan akan kembali menjadi oposisi sebagaimana pada zaman SBY,” pungkas Ahmad.
Karena itu, menurut Ahmad, PDIP masih melihat momentum dan tidak dalam waktu dekat atau bahkan setelah pilpres, barulah memutuskan. Jika Gibran kalah, maka akan langsung dipecat, namun apabila sebaliknya, maka PDIP tidak akan mengambil tindakan apapun dan Gibran tetap kader PDIP.
Senada, pengamat politik dari Undana, Lasarus Jehamat mengatakan, PDIP saat ini tengah bermain di posisi aman sembari menjaga elektabilitasnya. Apabila memecat Gibran akan mempengaruhi hilangnya basis suara pemilih, maka PDIP tidak akan melakukannya.
Lasarus menyebut, PDIP sedang tidak bermain dua kaki, melainkan sedang melakukan politik terukur agar tidak mempengaruhi elektabilitas di 14 Februarai 2024 nanti.
“Ini lebih ke soal playing victim atau berlagak menjadi korban sebetulnya. Kan nanti Gibran dianggap sebagai korban. Itu yang bahaya malah,” tegasnya.(hab)
Penulis : Hadits Abdillah
Editor : Hadits Abdillah