JAKARTA RAYA – Regenerasi koruptor di Indonesia semakin masif, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam memerangi korupsi. Ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) harus menjadi momentum bagi generasi muda untuk memilih pemimpin yang bersih dan tidak memiliki rekam jejak hukum yang bermasalah.
Amelia Rizqi, aktivis Jaringan Mahasiswa Kota Bekasi Anti Korupsi, menyatakan hal ini menanggapi dugaan keterlibatan salah satu calon kepala daerah Kota Bekasi dalam sejumlah kasus korupsi. Ia mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih cerdas dalam menentukan pilihan pada Pilkada mendatang.
“Anak muda jangan lagi abai terhadap dinamika yang berkembang, khususnya terkait dengan kasus korupsi di daerahnya. Berdasarkan hasil penelitian kami, hanya 30 persen anak muda yang peduli terhadap masalah ini,” ujar Rizqi, dilansir dari Mediakarya di Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK, Jakarta, Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rizqi mengaku prihatin terhadap kondisi masyarakat Kota Bekasi, yang merupakan daerah penyangga Jakarta, yang mengalami krisis kepemimpinan. Ia menegaskan bahwa Kota Bekasi pernah dipimpin oleh dua kepala daerah yang terlibat korupsi. Ia meminta masyarakat untuk tidak memilih calon pemimpin yang berpotensi menghadapi masalah hukum.
“Dari tiga pasangan calon kepala daerah di Kota Bekasi, satu di antaranya memiliki celah hukum yang berpotensi mengulangi masalah yang sama,” katanya.
Ia mengajak generasi muda untuk memilih calon pemimpin yang bersih dan bebas dari masalah hukum. “Salah satu dari tiga pasangan calon memiliki laporan yang telah masuk ke KPK,” tegas Rizqi.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wawan Wardiana, menambahkan bahwa banyak pelaku korupsi yang ditangani lembaganya berasal dari kalangan muda.
“Faktanya, regenerasi koruptor di Indonesia sangat cepat. Untuk memerangi satu koruptor, kita butuh seribu anti koruptor,” ungkap Wawan dalam audiensi bersama dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (UNPAD) di ACLC KPK, Jakarta.
Di hadapan 75 mahasiswa, Wawan menegaskan perlunya kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk memberantas korupsi. Ia menekankan pentingnya pendidikan antikorupsi dan implementasi nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari.
“Kesempatan bagi anak muda untuk mengisi jabatan strategis di pemerintahan sangat terbuka. Saya berharap acara ini bisa menjadi pemicu dan bekal untuk menghindari perilaku korupsi di masa mendatang,” harap Wawan.
Sebagai informasi, Pilkada Kota Bekasi akan diikuti oleh tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota: Heri Koswara-Solihin (nomor urut 1), Uu Saeful Miqdar-Nurul Sumarheni (nomor urut 2), dan Tri Adhianto-Harris Bobihoe (nomor urut 3). (hab)