Pertemuan SBY dan Jokowi di Istana Bogor Diyakini Bahas Koalisi 2024, Bukan Soal Isu Reshuffle

Selasa, 3 Oktober 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Momen pertemuan SBY dan Jokowi di Istana Bogor

Momen pertemuan SBY dan Jokowi di Istana Bogor

JAKARTA RAYA – Pertemuan antara Presiden Keenam sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, diyakini untuk membahas seputar koalisi 2024 dan bukan soal isu reshuffle kabinet.

“Pertemuan Presiden Jokowi dan SBY memungkinkan adanya pembicaraan politik, tetapi lebih besar terkait koalisi 2024,” kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah saat dihubungi, Selasa (3/10/2023).

Menurut dia, tema yang menyangkut reshuffle bisa saja memang ada tetapi peluangnya sangat kecil kendati situasi saat ini ada kemungkinan Presiden Jokowi melakukan reshuffle, mulai dari Mentan hingga Menpora, karena kasus rasuah.

“Tetapi, peluang pergantian yang diisi Demokrat belum menemukan alasan yang cukup kuat,” ujarnya.

Alasan pertama, Presiden Jokowi bagaimanapun merupakan kader PDIP, dan PDIP potensial menolak kehadiran Demokrat. Kedua, dengan durasi waktu yang pendek, pergantian memungkinkan hanya di seputaran mitra koalisi.

“Jokowi tidak dalam posisi memerlukan mitra baru di pemerintahan,” tuturnya.

Saat disinggung soal apa kira-kira yang menjadi analisa politiknya terkait pembicaraan yang menyangkut dengan koalisi 2024, Dedi melihat kemungkinan itu hanya membahas perihal dinamika di internal koalisinya saat ini Demokrat bernaung dan bukan terkait pindah koalisi.

“Akan terlalu beresiko jika Demokrat membuka peluang pindah koalisi, akan membuat Demokrat kehilangan reputasi, bahkan kehilangan kepercayaan publik karena tidak konsisten,” katanya

Baca Juga :  Ganjar Singgung Jokowi yang Sering Beda Sikap dan Pernyataan: Tak Boleh Bolak-balik

Untuk itu, kata dia, peluang terbesar tawaran Demokrat adalah soal Cawapres, dan situasi ini tidak selalu soal AHY. Bisa saja, justru Demokrat menyarankan pada Presiden agar Gibran yang digadang potensial masuk bursa Cawapres agar diurungkan, dan mengambil opsi mendukung Airlangga Hartarto.

Setidaknya ada dua alasan untuk memperkuat agar Presiden mempertimbangkan nama Airlangga. Pertama, Ketua Umum Partai Golkar itu dianggap mewakili kepentingan Jokowi dan juga miliki kapasitas yang memadai.

“Dua, Airlangga juga memimpin partai terbesar dalam koalisi, sehingga ini cukup adil dan beralasan jika SBY mendukung serta menawarkan pada Jokowi agar pasangan Prabowo-Airlangga direstui,” pungkasnya.(hab)

Penulis : Hadits Abdillah

Editor : Hadits Abdillah

Berita Terkait

Pemerintah Bangun MRT Pakai Utang
KOMANDAN BATALYON ARHANUD 9/AWJ TELAH DISERAHTERIMAKAN
Laga Indonesia vs Australia di Stadion GBK: Polisi Ingatkan Suporter untuk Tetap Tertib
KPU Bakal Usul Pilkada Ulang 2025 saat RDP, Khusus Calon yang Melawan Kotak Kosong
Jakarta Raih Dua Medali Perak di Cabang Dayung PON Aceh-Sumut
Jokowi Bakal Reshuffle Kabinet di IKN, Ini Penjelasan Istana
Akhiri Kunjungan, Paus Fransiskus Disambut Menag Siap Terbang Menuju Papua Nugini
ISF 2024 Fokus Membahas Ekonomi Hijau Hingga Investasi Energi Terbarukan
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:12 WIB

Pemerintah Bangun MRT Pakai Utang

Rabu, 11 September 2024 - 10:11 WIB

KOMANDAN BATALYON ARHANUD 9/AWJ TELAH DISERAHTERIMAKAN

Selasa, 10 September 2024 - 10:43 WIB

Laga Indonesia vs Australia di Stadion GBK: Polisi Ingatkan Suporter untuk Tetap Tertib

Senin, 9 September 2024 - 17:18 WIB

KPU Bakal Usul Pilkada Ulang 2025 saat RDP, Khusus Calon yang Melawan Kotak Kosong

Senin, 9 September 2024 - 14:31 WIB

Jakarta Raih Dua Medali Perak di Cabang Dayung PON Aceh-Sumut

Berita Terbaru

Jakarta

PKS DKI Usulkan Heru Budi Kembali Jadi Pj Gubernur Jakarta

Kamis, 12 Sep 2024 - 14:59 WIB

Parlemen

DPR Hingga Petani Menolak Wacana BLT Pupuk

Kamis, 12 Sep 2024 - 13:18 WIB